Show simple item record

dc.contributor.advisorRahayu, Winiati Pudji
dc.contributor.authorKuswanti, Yuni
dc.date.accessioned2024-02-06T01:19:25Z
dc.date.available2024-02-06T01:19:25Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137653
dc.description.abstractMakanan jajanan masih beresiko terhadap kesehatan karena penanganannya yang tidak higienis yang menyebabkan makanan jajanan terkontaminasi oleh mikroba maupun bahan-bahan kimia berbahaya. Menurut Winarno (1993), terjadinya kasus-kasus keracunan pangan sebagian besar diakibatkan oleh kondisi sanitasi yang tidak memadai Dari semua jenis keracunan makanan, ternyata lebih dari 90% disebabkan oleh kontaminasi mikroba, baik dari air, udara, tanah, peralatan, bahan makanan, dan tubuh manusia. Penelitian yang dilakukan mengambil kantin Fateta sebagai obyek dengan tujuan untuk mengetahui tingkat sanitasi kantin. Hal ini dilakukan untuk dapat memberikan rekomendasi untuk tindak lanjut berupa perbaikan penerapan sanitasi oleh para pedagang maupun pengelola kantin serta lebih meningkatkan kesadaran konsumen terhadap keamanan makanan. Dalam penelitian ini dikerjakan beberapa pengujian sanitasi yang terdiri dari uji kontaminasi udara, uji sanitasi lantai dan meja dengan metode swab, uji kebersihan tangan terhadap penjual mie ayam, gado- gado/ketoprak, soto, tauge goreng, dan es doger, uji sanitasi peralatan pengolahan (talenan, dan ulekan) serta peralatan makan (piring dan mangkuk), dan yang terakhir adalah uji sanitasi air untuk mengetahui total mikroorganisme aerobik dan total koliform. Untuk uji kebersihan tangan dilanjutkan dengan perlakuan yang mengujicoba efektifitas penggunaan 3 macam antiseptik yaitu sabun antiseptik Dettol, larutan yodium, dan larutan Dettol. Tingkat kontaminasi bakteri udara kantin Fateta berkisar antara 10-10/m²/jam dan nilai ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah kapang/khamir yang hanya 10-10/m²/jam-nya. Pada meja makan jumlah mikroba yang terdeteksi adalah sekitar 10-10/cm² lebih tinggi dari meja pedagang yang berkisar antara 10- 10/cm³, sedangkan lantai memiliki kisaran jumlah mikroba antara 10-10/cm² Karena masih minimnya penelitian mengenai tingkat sanitasi lantai dan meja ini. maka tidak dapat disimpulkan apakah data mengenai jumlah mikroba yang diperoleh termasuk kategori baik atau sebaliknya. Namun jumlah mikroba ini akan dapat jauh berkurang bila konstruksi lantai dan meja bersifat saniter. Delapan puluh persen tangan pekerja ternyata mengandung Staphylococci dan bakteri koliform yang dapat mengkontaminasi makanan yang mereka olah. Bahan antiseptik yang paling baik digunakan untuk mengurangi tingkat kontaminasi mikroba pada tangan pedagang adalah larutan Dettol 4%, selain efektivitasnya yang baik larutan ini tidak meninggalkan residu warna pada tangan. Tingkat kebersihan peralatan yang dianalisis yaitu piring, mangkuk, talenan dan cobek masih tergolong dalam kategori sangat tidak merouaskan dalam artian kondisinya masih kurang bersih karena jumlah bakteri aerobik mesofiliknya masih berkisar antara 10-10 CFU/cm². Sedangkan yang termasuk kategori baik adalah tidak lebih dari 5 CFU/cm² permukaan alat. Kualitas air yang digunakan para pedagang untuk pengolahan makanan maupun pencucian bahan makanan dan peralatan masih di bawah standar mutu air minum yang baik, terbukti dari kandungan koliform yang melebihi standar yaitu antara 10-10 MPN/100 ml, padahal semestinya kandungan koliform pada air minum negatif.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStudi kondisi sanitasi kantin Fateta IPBid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record