Show simple item record

dc.contributor.advisorSumantadinata, Komar
dc.contributor.advisorSoewardi, Kadarvan
dc.contributor.authorNurimansari, Emma
dc.date.accessioned2024-02-01T07:36:54Z
dc.date.available2024-02-01T07:36:54Z
dc.date.issued1991
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137203
dc.description.abstractPenelitian dilakukan pada bulan Agustus 1990 dengan September 1990 di Laboratorium Pengembangbiakan Kolam Percobaan sampa i Ikan, Darmaga, Fakultas Perikanan, IPB, Bogor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil persilangan intergenerik antara ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.) betina dengan ikan taves (Puntius javanicus Blkr.) jantan. Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan, yaitu K-2N se- bagai perlakuan kontrol dan H-NT sebagai perlakuan hibrid. Analisa yang digunakan untuk membandingkan antara hibrid dan kontrol adalah uji F. Kemudian untuk menguji dua nilai rataan digunakan uji t-student. Parameter yang digunakan meliputi: tingkat perkembangan telur, tingkat kelangsungan hidup embrio, derajat penetasan telur dan tingkat kelangsungan hidup larva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perkembangan telur ikan nilem rata-rata 97,35% (percobaan I) dan (percobaan II). Sedangkan tingkat perkembangan telur 87,57% hibrid ikan nilem X ikan tawes rata-rata 98,45% (percobaan I) dan 98,60% (percobaan II). Pada percobaan II, tingkat perkembangan telur hibrid ikan nilem X ikan tawes berbeda dengan ikan nilem (P < 0,05). Tingkat kelangsungan hidup embrio ikan nilem rata-rata 89,03% (percobaan I) dan 59,66% (percobaan II), sedangkan ha- sil hibrid ikan nilem X ikan tawes 73,22% (percobaan I) dan 54,79% (percobaan II). Pada percobaan I, tingkat kelangsung- an hidup embrio hibrid ikan nilem X ikan tawes berbeda dengan ikan nilem (P < 0,05). " Derajat penetasan telur ikan nilem rata-rata 88,69% (percobaan I) dan 58,62% (percobaan II), sedangkan hibrid ikan nilem X ikan tawes 72,90% (percobaan I) dan 51,84% (per- cobaan II). Pada percobaan I derajat penetasan telur ikan nilem X ikan taves berbeda dengan ikan nilem (P < 0,05). Pada percobaan I tingkat kelangsungan hidup larva pada 135 jam setelah pembuahan didapatkan hasil 0%, sedangkan ikan nilem 71,49%. Untuk percobaan II, tingkat kelangsungan hidup larva pada 173 jam setelah pembuahan juga didapat 0%, sedang- kan larva ikan nilem 47,95%. Persilangan intergenerik ikan nilem betina dan ikan ta- wes jantan dapat dilakukan, tetapi hasil dari persilangan tersebut tidak dapat dijadikan benih atau ikan dewasa, karena larva hanya mampu hidup sampai umur ± 6 - 8 hari….id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPersilangan antara ikan nilem (Osteochillus haselli C.V.) betina dengan ikan tawes (Puntius javanicus Blkr.) Jantanid
dc.titlePersilangan antara ikan nilem (Osteochillus haselli C.V.) betina dengan ikan tawes (Puntius javanicus Blkr.) Jantanid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record