Show simple item record

dc.contributor.advisorWinarno, FG
dc.contributor.authorDamayanti, Riska
dc.date.accessioned2024-01-25T07:07:01Z
dc.date.available2024-01-25T07:07:01Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136198
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh metode pengasapan panas dan pengasapan cair terhadap kualitas tahu asap, serta mengevaluasi tingkat kesukaan konsumen terhadap tahu yang diperlakukan dengan pengasapan yang berbeda-beda. Tahu yang digunakan dibuat dari kedelai lokal dan kedelai impor. Kedelai lokal memiliki ukuran yang lebih kecil daripada kedelai impor, dengan massa per 100 biji adalah 10.39 g, sedangkan kedelai impor memiliki massa per 100 biji 15.69 g. Kadar protein kedelai lokal jauh lebih tinggi dari kedelai impor, yaitu mencapai 35.74% berdasarkan berat kering. Rendemen tahu yang dibuat dari kedelai lokal dengan koagulan CaCl₂ 2.5% adalah 145.44 %, sedangkan tahu yang dibuat dari kedelai impor memiliki rendemen 144.18%. Hasil analisis proksirnat menunjukkan kadar protein tahu yang dibuat dari kedelai lokal adalah 52.55% (berat kering) dan untuk tahu dari kedelai impor kadar proteinnya 45.13% Sementara kadar air dari kedua jenis tahu relatif sama, yaitu 72.49% pada kedelai lokal dan 72.42% pada kedelai impor, berdasarkan pada berat basah. Hasil penelitian utama menunjukkan kadar air pada tahu asap yang dibuat dengan pengasapan pana: tradisional adalah 64.35% (tahu dari kedelai lokal) dan 62.19% (tahu dari kedelai impor). Pada pengasapan panas modern kadar air mencapai 57.22% (tahu dari kedelai lokal) dan 58.46% (tahu dari kedelai impor). Sedangkan tahu asap yang dibuat dengan pengasapan cair memiliki kadar air 54.48% (tahu dari kedelai lokal) dan 56.43% (tahu dari kedelai impor). Kadar abu tahu asap berkisar antara 5.03% hingga 8.37%. Nilai protein tahu asap berkisar antara 32.54 hingga 42.01jumlah lemak tertinggi yang ditemukan dalam tahu asap adalah 26.57%, berdasarkan berat kering, dan yang terendah adalah 18.65%. Karbohidrat dalam tahu asap berkisar antara 28.29% hingga 42.69%. Hasil percobaan menunjukkan pH tahu yang terbentuk adalah 6.09 untuk tahu dari kedelai lokal, dan 5.93 untuk tahu dari kedelai impor. Keasaman ini menurun setelah tahu diasapkan, berkisar antara 4.74 hingga 5.69. Hasil pembobotan menunjukkan bahwa tahu asap yang dibuat dari kedelai lokal dengan pengasapan cair dan konsentrasi minyak asap 0.5% adalah yang paling disukai. Pembobotan menunjukkan nilai 3.89 untuk jenis tahu ini. Sedangkan tahu asap yang paling tidak disukai adalah yang dibuat dari kedelai lokal dengan pengasapan panas modern selama 2 jam. Hasil percobaan menunjukkan tahu asap paling awet bila diasapkan dengan pengasapan panas modern, yaitu mencapai 12 hari. Kerusakan ditandai derigan adanya lapisan putih yang menyerupai kapang pada permukaan tahu asap. Sedangkan pada jenis pengasapan panas tradisional dan pengasapan cait lama penyimpanan hanya mencapai 5 dan 2 hari. Kerusakan yang tampak mula-mula adalah adanya lendir pada permukaan tahu asap, dan bila penyimpanan diteruskan hingga benar-benar rusak maka tampak adanya kapang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePembuatan tahu asap (Xun doufu) dari tahu keras dengan metode pengasapan panas dan pengasapan cairid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record