Performa Produksi dan Reproduksi Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) pada Kepadatan Kandang Berbeda
Abstract
Coturnix-coturnix japonica berpotensi untuk dikembangkan karena dalam
pemeliharaannya tidak membutuhkan areal yang luas sehingga modal yang
dikeluarkan relatif lebih murah. Manajemen yang baik seperti kandang diperlukan
untuk meningkatkan produktivitas puyuh. Kepadatan kandang pada pemeliharaan
puyuh harus diperhatikan agar tidak mengganggu aktivitas gerak puyuh. Kandang
yang kepadatannya tinggi mengakibatkan mortalitas yang tinggi akibat faktor stres
dan persaingan di dalam kandang. Kandang yang kepadatannya rendah
mengakibatkan puyuh terlalu aktif bergerak sehingga tidak efisien. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan tingkat kepadatan kandang optimal dengan rasio jantan
betina 1:2 yang diharapkan menghasilkan performa produksi dan reproduksi puyuh
yang maksimal.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas dan
Penetasan di Laboratorium Tetas Unit Unggas, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor mulai dari 23 Desember 2011 sampai 23 Februari 2012. Penelitian
ini menggunakan 135 ekor puyuh (Coturnix-coturnix japonica), puyuh jantan umur
sepuluh minggu sebanyak 45 ekor dan puyuh betina periode bertelur umur sembilan
minggu sebanyak 90 ekor yang dipelihara selama enam minggu (rasio jantan:betina
1:2). Kandang yang digunakan adalah sembilan petak kandang battery. Setiap
kandang memiliki ukuran 62x50x26 cm. Kepadatan kandang ideal menurut
Peraturan Menteri Pertanian (2008), luasan kandang tersebut optimal diisi puyuh
sebanyak 15 ekor. Penelitian ini menggunakan luasan kandang 12 (P1), 15 (P2) dan
18 (P3) ekor/3100 cm2
.
Rancangan percobaaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Peubah yang diamati dalam
penelitian ini adalah performa produksi dan reproduksi dari puyuh. Performa
produksi meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan
produksi telur (quail day production). Performa reproduksi meliputi tebal kerabang,
fertilitas, daya tetas dan salable quails.
Hasil penelitian menunjukkan, tingkat kepadatan kandang tidak nyata
berpengaruh terhadap performa produksi, tebal kerabang dan salable quails, tetapi
nyata (P<0,05) berpengaruh terhadap fertilitas dan daya tetas. Kepadatan kandang
12 ekor menghasilkan fertilitas (87,14±4,95), daya tetas (69,18±2,09) yang paling
tinggi dibandingkan dengan kepadatan kandang 15 dan 18 ekor. Kepadatan kandang
12 ekor merupakan kepadatan kandang paling baik untuk mendapatkan performa
produksi dan reproduksi puyuh.