Show simple item record

dc.contributor.advisorWirakusumah, Emma S.
dc.contributor.advisorKusno, Sri Rihati
dc.contributor.authorApriani, Dian
dc.date.accessioned2024-01-24T03:48:21Z
dc.date.available2024-01-24T03:48:21Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135856
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen yang diterapkan dalam menjalankan usaha catering, mengetahui penilaian terhadap penampilan, rasa, dan variasi hidangan yang dilakukan oleh penumpang pesawat, serta mengetahui kandungan zat gizi hidangan pada catering penerbangan. Penelitian dilaksanakan di PT. Aerowisata Catering Service, Jakarta, dari bulan Juni sampai Juli 1993. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan, pengumpulan angket, dan penimbangan langsung. Mutu pelayanan catering dinilai dengan uji hedonik (kesukaan) terhadap penampilan, rasa, dan variasi hidangan. Nilai kesukaan penumpang pesawat diolah dengan menggunakan tabulasi frekuensi (nilai modus). Data manajemen catering dianalisis secara deskriptif. Data jumlah makanan yang dihidangkan dikonversi ke dalam bentuk energi, protein, vitamin C, dan Fe dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1981) dan Daftar Faktor Konversi Berat Bahan Makanan (Mahmud, Krisdinamurtirin & Tarwotjo, 1974). Ruangan yang digunakan untuk usaha catering telah direncanakan terlebih dahulu sehingga memperlancar arus kerja. Perencanaan peralatan dapur dilakukan oleh bagian khusus dan disesuaikan dengan kebutuhan. Perencanaan menu di- lakukan melalui meal test/meal presentation (tes: makanan). Berdasarkan struktur organisasi perusahaan, setiap bagian dibawahi oleh orang yang berbeda dan garis kewenangan yang jelas. Pengorganisasian pegawai dilakukan baik pada pegawai baru maupun pegawai yang sudah lama bekerja. Adanya pembagian tugas pada setiap bagian mempermudah koordinasi. Pengarahan dilakukan secara lisan dan tertulis. Pelaksanaan pembelanjaan bahan makanan dilakukan melalui supplier yang ditunjuk oleh perusahaan (melalui Tim Pengadaan) dan pembelian langsung. Frekuensi pembelanjaan bahan makanan yaitu bulanan, mingguan, dan harian. Pada penerimaan bahan makanan dilakukan pemeriksaan kualitas, kuantitas, dan spesifikasi barang. Penyimpanan bahan makanan impor terpisah dengan bahan makanan lokal dengan sistem penyimpanan kering dan basah (Kinton dan Ceserani, 1984). Pengeluaran barang menggunakan sistem first in first out/FIFO (Egmond & Pannel, 1985). Persiapan bahan makanan dilakukan pada setiap ruang persiapan. Pengolahan bahan makanan dilakukan di dapur panas, dapur dingin, ruang bakery dan pastry.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNutritionid
dc.titleManajemen catering, mutu pelayanan, dan kandungan zat gizi hidangan pada Catering Penerbangan : studi kasus di PT Aerowisata Catering Service, Jakartaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordzat giziid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record