Show simple item record

dc.contributor.advisorKhomsan, Ali
dc.contributor.authorHandayani, Widya
dc.date.accessioned2024-01-05T00:26:37Z
dc.date.available2024-01-05T00:26:37Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133873
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi mi instan dan kontribusinya terhadap kecukupan gizi keluarga miskin dan keluarga tidak miskin. Penelitian dilakukan di Kelurahan Marga Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor selama bulan Febuari 2004. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Jenis data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan Marga Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor. Pengolahan dan analisis statistika menggunakan paket program statistik SPSS 11.0. Kontribusi mi instan terhadap kecukupan gizi keluarga per kapita dihitung dengan cara membandingkan kandungan gizi mi instan yang dikonsumsi sehari dengan kecukupan gizi keluarga per kapita. Pengetahuan gizi responden dianalisis menggunakan pertanyaan dalam bentuk benar dan salah. Pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan kandungan gizi dan bahan-bahan yang terkandung dalam mi instan. Pengetahuan gizi dikelompokkan menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden pada umumnya memiliki tingkat pengetahuan gizi sedang. Hasil uji t menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (p>0,05) antara pengetahuan gizi keluarga miskin dan keluarga tidak miskin. Pengukuran sikap dilakukan melalui pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan mi instan dalam bentuk setuju, ragu-ragu, dan tidak setuju. Sikap dikategorikan menjadi positif, netral, dan negatif. Hasil pengukuran terhadap sikap menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang netral terhadap mi instan. Analisis menggunakan uji t memperlihatkan tidak adanya perbedaan yang nyata (p>0,05) antara sikap keluarga miskin dan keluarga tidak miskin terhadap mi instan. Persepsi terhadap mi instan diukur melalui pertanyaan mengenai sumber informasi mi instan, perhatian terhadap informasi pada kemasan mi instan, dan merek mi instan yang dianggap mahal. Sebagian besar keluarga miskin dan keluarga tidak miskin memperoleh informasi tentang mi instan dari media massa. Hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata (p>0,05) antara sumber informasi mi instan dengan status kemiskinan. Pada umumnya, keluarga miskin tidak memperhatikan informasi yang ada pada kemasan mi instan, sementara sebagian besar keluarga tidak miskin memperhatikan informasi pada kemasan mi instan. Berdasarkan hasil uji Chi Square, diketahui bahwa terdapat hubungan antara status kemiskinan dengan perhatian terhadap label kemasan mi instan (p<0,05). Pada keluarga miskin, informasi pada kemasan mi instan yang menjadi prioritas utama sebagian besar contoh adalah aturan penyajian dan informasi lain seperti label halal, produsen, dan informasi mengenai hadiah yang bisa diperoleh. Keluarga tidak miskin lebih memprioritaskan informasi tanggal kadaluarsa. Mi instan yang dianggap mahal oleh keluarga miskin dan keluarga tidak miskin umumnya adalah Indomie. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMiid
dc.subject.ddcGiziid
dc.titleKonsumsi mi instan pada keluarga miskin dan keluarga tidak miskinid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record