Karakteristik Reproduksi Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) dengan dan tanpa Pengolesan Lumpur pada Stoples
View/ Open
Date
2005Author
Rahmawati, Nursobah
Siregar, Hotnida C.H.
Siagian, Pollung H.
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebutuhan jangkrik yang semakin meningkat adalah akibat diversifikasi
penggunaannya dalam pakan , pangan, dan didukung oleh ASTRIK (Asosiasi
peternak jangkrik) yang telah melakukan penelitian dan uji klinis pada jangkrik.
Jangkrik temyata mengandung sistein yang sangat dibutuhkan untuk proses
pembentukan GSH (glutation) sebagai zat anti oksidan alami bagi tubuh manusia.
Selain itu, jangkrik mengandung hormon (progesteron, estrogen, dan testosteron),
asam amino, dan asam lemak (OMEGA 3 dan OMEGA 6). Bahan-bahan bermanfaat
yang dikandung jangkrik membuat jan gkrik mulai digunakan sebagai bahan baku
industri, farmasi, kosmetik, obat-obatan, dan jamu menyebabkan pasokan jangkrik
tidak mencukupi lagi. Guna meningkatkan populasi jangkrik, budidaya jangkrik
harus diintensifkan dan dikondisikan sesuai habitat asli. Salah satunya adalah dengan
cara pengolesan lumpur pada sisi bagian dalam kandang. Pengolesan lumpur pada
sisi k andang dapat menghilangkan bau tripleks, dan menunjang penciptaan habitat
seperti di alam bebas. Pada kondisi seperti ini diharapkan induk jangkrik akan
nyam an dan berproduksi secara optimum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan karakteristik reproduksi jangkrik Kalung (G. bimaculatus) yang dipelihara dalam stoples dengan diolesi dan tanpa diolesi lumpur. Penelitian ini dilakukan di Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan (NRSH), Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor selama tiga bulan yang dimulai bulan Juli sampai dengan September 2004.
Penelitian ini menggunakan dua jenis perlakuan yaitu: 1) pengolesan lumpur pada sisi dalam stoples; dan 2) tanpa pengolesan lumpur pada sisi dalam stoples. Masing-masing perlakuan mendapat 15 ulangan dengan jumlah masing-masing ulangan terdiri atas satu ekor jangkrik jantan dan betina yang ditempatkan dalam satu stoples. Dengan demikian, terdapat 60 ekor jangkrik yang digunakan dalam penelitian ini. Rataan yang diperoleh diuji menggunakan uji t-student dengan program Minitab Release 11.12 untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap karakteristik reproduksi jangkrik Kalung meliputi produksi telur per induk, lama
penetasan, daya tetas telur, konsumsi pakan, konversi pakan terhadap telur, dan
mortalitas induk serta mortalitas anak.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pengolesan lumpur pada stoples tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi telur per induk, waktu tetas,
konsumsi dan konversi pakan terhadap telur, dan mortalitas induk serta mortalitas
anak. Tetapi pengolesan lumpur pada stoples sangat nyata berpengaruh (P<0,01)
terhadap daya tetas. Daya tetas jangkrik Kalung pada stoples berlumpur (12,11 %)
lebih tinggi daripada stoples tanpa berlumpur (6,59%).