Show simple item record

dc.contributor.advisorSalundik
dc.contributor.advisorKaomini, Mien
dc.contributor.authorMelawati, Villy
dc.date.accessioned2023-11-15T01:13:08Z
dc.date.available2023-11-15T01:13:08Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132225
dc.description.abstractKokon merupakan produk akhir dari pemeliharaan ulat sutera yang hasilnya dipengaruhi oleh sarana, keterampilan dan kondisi agroklimat. Keseragaman bobot kokon merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembibitan. Oleh karena itu salah satu tahapan dalam pembibitan adalah seleksi kokon. Ketatnya seleksi dalam pembibitan menyebabkan tidak dipakainya bobot kokon rendah meskipun kokon tersebut berasal dari galur yang mempunyai kualitas yang unggul, sehingga mengurangi jumlah kokon yang akan digunakan sebagai bibit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kokon ulat sutera hasil persilangan antara ras Jepang dengan ras Cina berdasarkan bobot kokon induk yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, mulai dari bulan Februari sampai dengan Maret 2005 dan dilakukan di dua tempat yaitu di Rutan Penelitian Dramaga dan Laboratorium Sutera Alam, Puslitbang Rutan dan Konservasi Alam, Ciomas, Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Ulangan sebagai kelompok. Perlakuannya yaitu persilangan antara ulat sutera ras J epang dengan ras Cina berdasarkan bobot kokon induknya, yaitu Pl = 805B X 806B (JBCB ), P2 = 805K X 806K (hCK), P3 = 806B X 805B (CBJB), P4 = 806K X 805K (C Kh), dimana J = galur 805 (ras Jepang), C = galur 806 (ras Cina), B = bobot kokon tinggi, K = bobot kokon rendah. Sistem penulisan persilangan dimulai dari betina kemudian jantan. Ulat sutera yang digunakan sebanyak 1600 ekor instar IV. Peubah yang diamati antara lain rendemen pemeliharaan, persentase kokon normal, bobot kokon, bobot kulit kokon dan rasio kulit kokon. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOV A). Hasil penelitian menunjukkan bal1wa perbedaan bobot kokon induk tidak berpengaruh terhadap rendemen pemeliharaan, persentase kokon normal, bobot kokon segar, bobot kulit kokon dan rasio kulit kokon dari keempat macam pe rsilan gan yang digunakan. Hibrid (Fl) hasil persilangan resiprokal ulat sutera ras Jepang dengan ras Cina mempunyai rataan nilai yang lebih tinggi dari rataan kedua induknya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcUlat Sutera (Bombyx mori L.)id
dc.subject.ddcKokon Indukid
dc.titleKualitas Kokon Persilangan Ulat Sutera (Bombyx mori L.) berdasarkan Bobot Kokon Indukid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordulat sutera (Bombyx mori L.)id
dc.subject.keywordras Jepangid
dc.subject.keywordras Cinaid
dc.subject.keywordkokonid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record