Kualitas Kokon Persilangan Ulat Sutera (Bombyx mori L.) berdasarkan Bobot Kokon Induk
Abstract
Kokon merupakan produk akhir dari pemeliharaan ulat sutera yang hasilnya
dipengaruhi oleh sarana, keterampilan dan kondisi agroklimat. Keseragaman bobot
kokon merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembibitan. Oleh karena itu
salah satu tahapan dalam pembibitan adalah seleksi kokon. Ketatnya seleksi dalam
pembibitan menyebabkan tidak dipakainya bobot kokon rendah meskipun kokon
tersebut berasal dari galur yang mempunyai kualitas yang unggul, sehingga
mengurangi jumlah kokon yang akan digunakan sebagai bibit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kualitas kokon ulat sutera hasil persilangan antara ras
Jepang dengan ras Cina berdasarkan bobot kokon induk yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, mulai dari bulan Februari
sampai dengan Maret 2005 dan dilakukan di dua tempat yaitu di Rutan Penelitian
Dramaga dan Laboratorium Sutera Alam, Puslitbang Rutan dan Konservasi Alam,
Ciomas, Bogor.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Ulangan
sebagai kelompok. Perlakuannya yaitu persilangan antara ulat sutera ras J epang
dengan ras Cina berdasarkan bobot kokon induknya, yaitu Pl = 805B X 806B
(JBCB ), P2 = 805K X 806K (hCK), P3 = 806B X 805B (CBJB), P4 = 806K X 805K
(C Kh), dimana J = galur 805 (ras Jepang), C = galur 806 (ras Cina), B = bobot
kokon tinggi, K = bobot kokon rendah. Sistem penulisan persilangan dimulai dari
betina kemudian jantan. Ulat sutera yang digunakan sebanyak 1600 ekor instar IV.
Peubah yang diamati antara lain rendemen pemeliharaan, persentase kokon normal,
bobot kokon, bobot kulit kokon dan rasio kulit kokon. Data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan sidik ragam (ANOV A).
Hasil penelitian menunjukkan bal1wa perbedaan bobot kokon induk tidak
berpengaruh terhadap rendemen pemeliharaan, persentase kokon normal, bobot
kokon segar, bobot kulit kokon dan rasio kulit kokon dari keempat macam
pe rsilan gan yang digunakan. Hibrid (Fl) hasil persilangan resiprokal ulat sutera ras
Jepang dengan ras Cina mempunyai rataan nilai yang lebih tinggi dari rataan kedua
induknya.