Perilaku konsumsi remaja terhadap minuman ringan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Abstract
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari proses perilaku remaja dalam mengkonsumsi minuman ringan, mengetahui lingkungan sosial (keluarga dan teman sebaya), pengetahuan gizi, preferensi remaja terhadap minuman ringan, dan mengetahui hubungan antara pengaruh informasi, tingkat pengetahuan gizi, lingkungan sosial dengan penilaian tentang minuman ringan dan hubungan antara lingkungan sosial, preferensi, besarnya uang saku dengan frekuensi konsumsi minuman ringan.
Pengumpulan data dilakukan di SMU Negeri 1 Bogor dan SMU Budi Mulya Bogor, serta di Restoran Fast Food KFC dan Pizza Hut, Kotamadya Bogor pada bulan Januari sampai Februari 1997. Responden berjumlah 90 orang, terbagi dalam dua kelompok yaitu 60 orang berasal dari SMU yang terdiri dari 53,3% wanita dan 46,7% laki-laki, serta 30 orang responden berasal dari restoran fast food yang terdiri dari 73,3% wanita dan 26,7% laki-laki. Pemilihan dua SMU dan dua restoran fast food ditentukan secam purposive.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer, yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan observasi langsung. Data tersebut memuat tentang identitas responden, tingkat pengetahuan gizi, preferensi, lingkungan sosial, informasi yang diperoleh responden tentang minuman ringan serta perilaku responden dalam mengkonsumsi minuman ringan. Data yang telah terkumpul ditabulasikan dan diuraikan secara deskriptif. Untuk mengetahui hubungan antara peubah digunakan uji Nilai Khi-Kuadrat (Walpole, 1992) dan metode tabulasi silang menggunakan perangkat komputer dengan software SPSS.
Dari hasil penelitian didapatkan, sumber informasi yang paling berpengaruh bagi kedua kelompok responden adalah iklan di televisi dan dari teman. Lingkungan sosial terutama lingkungan teman kedua kelompok responden cukup mendukung mereka untuk mengkonsumsi minuman ringan, karena sebagian besar responden mempunyai teman yang suka mengkonsumsi minuman ringan.
Preferensi responden dari SMU terhadap minuman ringan baik ketika pertama kali mengkonsumsi maupun setelah terbiasa mengkonsumsi minuman ringan pada umumnya suka dan ada beberapa yang sangat suka, dan hanya sebagian kecil yang menyatakan tidak suka Sedangkan responden dan restoran fast food, tingkat preferensi mereka pada umumnya biasa saja dan ada beberapa yang sangat suka dan tidak ada yang menyatakan tidak suka. Tingkat pengetahuan gizi kedua kelompok responden pada umumnya cukup baik.
Perilaku konsumsi minuman ringan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap menerima panganih, tahap menilai, tahap membeli dan tahap mengkonsumsi Pengaruh informasi yang diterima oleh kedua kelompok responden
ketika pertama kali mereka mendengar tentang minuman ringan berkisar antara sedang sampai besar. Sedangkan pengaruh informasi tentang adanya produk baru maupun harga khusus berkisar antara sedang sampai rendah.
Penilaian kelompok responden dari SMU terhadap minuman ringan dipengaruhi oleh besarnys informasi yang diterima. Semakin besar pengaruh informasi yang mereka terima semakin tinggi pula mereka menilai minuman ringan. Lingkungan sosial juga berhubungan dengan penilaian tentang minuman ringan, namun tingkat pengetahuan gizi tidak berhubungan dengan penilaian mereka tentang minuman ringan. Sedangkan kelompok responden dari restoran fast food, baik pengaruh informasi, lingkungan sosial, maupun tingkat pengetahuan gizi tidak berhubungan dengan penilaian mereka tentang minuman ringan. Mayoritas responden dari SMU (41,7%) pertama kali membeli minuman ringan dari kantin sekolah. Sedangkan responden dari restoran fast food pertama kali membeli minuman ringan dari restoran fast food yang mereka kunjungi pada saat mereka makan. Restoran atau kafetaria yang bersangkutan merupakan tempat yang paling disukai oleh sebagian besar responden untuk membeli dan menikmati minuman ringan tersebut.
Secara umum frekuensi konsumsi minuman ringan pada kedua kelompok responden dapat dikatakan jarang, dimana mayoritas responden dari SMU (46,7%) dan responden dari restoran fast food (53,3%) mengkonsumsinya hanya satu kali dalam seminggu. Namun demikian terdapat 16 orang responden yang terdiri dari 10 orang (16,6%) responden dari SMU dan 6 orang (20,0%) responden dari restoran fast food yang frekuensi konsumsi mereka terhadap minuman ringan dapat dikatakan
sering, yaitu antara 6-7 kali dalam seminggu.
Baik lingkungan sosial, preferensi, maupun uang saku kelompok responden dari SMU secara statistik tidak berhubungan dengan frekuensi konsumsi minuman ringan. Namun dilihat dari aspek lingkungan sosial mereka, terutama lingkungan teman cenderung mempengaruhi mereka dalam mengkonsumsi minuman ringan Peubah yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi minuman ringan kelompok responden dari restoran fast food adalah lingkungan sosial, sedangkan preferensi dan uang saku tidak berhubungan dengan frekuensi konsumsi minuman ringan mereka. Semakin mendukung lingkungan sosial mereka, semakin sering pula mereka mengkonsumsi minuman ringan.
Diharapkan bagi kelompok remaja, dalam mengkonsumsi minuman ringan tidak hanya menilai dari aspek kemewahan, gengsi, rasa atau simbol saja, tetapi hendaknya pertimbangan dari aspek kesehatan juga diikutsertakan karena partimbangan dari aspek kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan untuk memperoleh kondisi kesehatan fisik yang optimal
Collections
- UT - Nutrition Science [2920]