Penyelenggaraan makanan, preferensi, konsumsi energi dan protein pasien rawat inap
View/ Open
Date
1997Author
Indriati, Yeni
Khomsan, Ali
Madanijah, Siti
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen penyelenggaraan makanan di rumah sakit meliputi: perencanaan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, persiapan, pengolahan, pendistribusian, serta pencatatan dan pelaporan; mengetahui preferensi pasien rawat inap terhadap menu rumah sakit pada beberapa kelas perawatan; mengetahui konsumsi energi dan protein pasien rawat inap. meliputi makanan dari dalam dan luar rumah sakit pada beberapa kelas perawatan; mengetahui hubungan preferensi pasien rawat inap dengan konsumsi energi dan protein dari makanan rumah sakit.
Penelitian ini dilakukan di RSU Mataram, dari awal Agustus sampai awal September 1996. Responden adalah pasien yang dirawat di RSU Mataram dan mendapat makanan dengan diit Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) nasi dan bubur dari seksi penyelenggaraan makanan, Instalasi Gizi RSU Mataram. Pengambilan responden dilakukan dengan cara purposive sampling, dengan kriteria: responden sudah mendapat makanan tersebut minimum tiga hari; responden laki-laki dan perempuan berumur 18-55 tahun; pada saat pengambilan data, dari 70 orang responden yang mendapat diit TKTP, diperoleh 40 orang sebagai responden. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer meliputi penyelenggaraan makanan, kebiasaan makan, identitas responden, preferensi dan konsumsi energi dan protein, sedangkan data sekunder meliputi keadaan umum rumah sakit dan data catatan medis responden.
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan uji statistik. Data penyelenggaraan makanan dan kebiasaan makan dianalisis secara deskriptif. Preferensi respon- den terhadap makanan yang disajikan merupakan pendapat responden sesuai dengan kuesioner, yang dianalisis secara deskriptif dan skor (nilai). Preferensi responden terhadap makanan rumah sakit dinilai dari segi warna, aroma, rasa, porsi, tingkat kematangan, dan suhu. Data konsumsi pangan dihitung berdasarkan jumlah makanan yang dimakan responden selama dua hari berturut-turut. Perhitungan konsumsi energi dan protein menggunakan program komputer food processor. Hu- bungan antar peubah (preferensi dengan konsumsi energi dan protein dari makanan rumah sakit) dianalisis statistik menggunakan uji korelasi dengan program komputer statgraf.
Penelitian menunjukkan manajemen penyelengaraan makanan di RSU Mataram meliputi 10 P yaitu: perencanaan anggaran belanja makanan, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, pembelian makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan, persiapan, pengolahan, pembagian/pendistribusian makanan, pencatatan, dan pelaporan. Kegiatan evaluasi dan monitoring juga dilakukan dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit seperti: mengganti cara pengolahan menu apabila terdapat banyak sisa pada menu yang bersangkutan, memeriksa dan mengecek bahan makanan yang diterima, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi menurut standar instalasi gizi; mengecek bon pemesanan makanan dengan dilt yang diberikan kepada pasien rawat inap.
Sebagian besar pasien rawat inap yang menjadi responden cenderung memiliki preferensi yang lebih tinggi terhadap menu makan siang rumah sakit baik pada responden menurut jenis makanan (dit TKTP nasi dan bubur) maupun pada tiap kelas perawatan, Preferensi responden diit TKTP nasi terhadap peubah seperti warna, aroma, dan rasa cenderung lebih tinggi daripada responden yang mendapat diit TKTP bubur. Hal ini disebabkan oleh lebih beragamnya menu pada dit TKTP nasi dibandingkan dengan diit TKTP bubur. Sebagian besar responden cenderung tidak menyukai suhu makanan rumah sakit, dengan alasan makanan yang diterima responden sudah dalam keadaan dingin. Rata-rata nilai preferensi responden kelas! dan Il lebih tinggi daripada responden kelas III.
Total rata-rata ketersediaan energi dan protein dari makanan rumah sakit pada kelas I, II, dan III masing-masing sebesar: 2.255 kkal; 2.249 kkal; 1.949 kkal dan 93 g: 88 g; 74 g, sedangkan standar kebutuhan sehari diit TKTP menurut Cipto Mangunkusumo dan Persagi untuk energi sebesar 2.590 kkal dan protein 103 g. Rata-rata konsumsi energi responden yang mendapat diit TKTP berturut-turut untuk kelas I, II dan III adalah: 2.161 kkal; 2.417 kkal; 2.255 kkal; sedangkan rata-rata konsumsi proteinnya sebesar: 70 g: 90 g; dan 78 g. Adapun rata-rata konsumsi energi dan protein dari makanan luar rumah sakit pada masing-masing kelas perawatan (I, II, III) adalah: 584 kkal; 404 kkal; 489 kkal dan 11g: 11g; 16g. Antara pre- ferensi dengan konsumsi energi dari makanan rumah sakit tidak terdapat hubungan, sedangkan antara preferensi dengan konsumsi protein makanan rumah sakit mempunyai hubungan positip yang nyata.
Terdapatnya sebagian besar responden yang tidak menyukal makanan rumah sakit, terutama dari aspek suhu perlu mendapat perhatian. Pemecahannya mungkin dengan jalan mempersingkat waktu antara penyajian makanan di dapur instalasi gizi dengan distribusi makanan ke pasien.
Collections
- UT - Nutrition Science [2918]