Show simple item record

dc.contributor.advisorHermianto, Joko
dc.contributor.authorSurjana, Widyasari
dc.date.accessioned2023-11-06T04:39:12Z
dc.date.available2023-11-06T04:39:12Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130672
dc.description.abstractPemasaran bakso di pasar tradisional umumnya dilakukan dengan penj ualan pada kondisi suhu kamar dan lingkungan yang kurang saniter. Kondisi tersebut dan didukung faktor internal yaitu bakso memiliki kandungan nutrien yang tinggi, pH mendekati netral dan Ka/aw yang tinggi (80 %/0.99) menyebabkan masa simpannya sangat singkat yaitu umumnya hanya mencapai 12 jam atau maksimal I hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari bahan pengawet yang aman, murah dan efektif untuk untuk bakso daging sapi agar dapat disimpan pada suhu kamar selama minimal 4 hari sehingga diharapkan dapat sebagai alternatif pengganti boraks atau formalin dan menghasilkan produk bakso yang awet dan aman dengan karakteristik organoleptik yang disukai oleh konsumen. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pe1iama adalah penelitian pendahuluan dan tahap kedua adalah penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan, dilakukan eksplorasi bahan aditif kimia dengan target mnur simpan hingga 4 hari penyimpanan pada suhu kamar. Pengawet dimasukkan dalam adonan bakso secara tunggal dan campuran. Bakso diamati secara visual tanda kerusakannya, yaitu berupa pembentukan lendir oleh bakteri yang tumbuh dan adanya miselium kapang. Pengamatan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama dengan waktu penyimpanan awal sampai bakso dinyatakan rusak. Tahap kedua asalah penelitian utama, dimana hasil penelitian pendalmluan yang dapat memenuhi target umur simpan diamati secara subjektif, yaitu pengamatan visual tanda kerusakan berupa adanya lendir, miselium kapang, aroma dan tekstur bakso serta secara obj ektif yaitu pengukuran pH, analisis total mikro ba, total bakteri asam laktat, total kapang-khamir, uji organoleptik, dan kajian ekonomi secara sederhana. Pengamatan dilakukan selama 5 hari penyimpanan, mulai hari ke-0 sampai hari ke-5. Eksplorasi penggunaan pengawet pada penelitian pendahuluan, baik secara tunggal maupun campuran 2, 3 atau lebih pengawet menghasilkan formula pengawet X dan Y yang dapat memperpanjang umur simpan bakso daging sapi hingga 4 hari. Pada penelitian utama, hasil pengamatan bakso secara visual menunjukkan bahwa bakso kontrol telah mengalami kerusakan yaitu adanya lendir dan telah melewati batas ketentuan total mikroba menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) pada hari ke-1 dengan jumlah total mikroba 8,9 x 106 koloni/g, sedangkan pada bakso dengan formula rengawet X dan Y timbul 6 lendir pada hari ke-4 dengan jumlah total mikro ba 7, 1 x 10 koloni/g dan 1,4 x 10 koloni/g. Bakso dengan formula pengawet X dan Y melewati ketentuan batas maksimum yang ditetapkan SNI sejak hari ke-2 dengan jumlah total mikroba 2,2 x 105 koloni/g dan 1,5 x 106 koloni/g. Dari hasil pengamatan visual, pembentukan lendir oleh bakteri selalu te1jadi lebih dahulu dan diikuti dengan tumbuhnya kapang di permukaan bakso. Hal ini te1jadi karena pada awal masa penyimpanan, pH bakso masih relatif tinggi, yaitu 6,36 untuk ..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcFood technologyid
dc.subject.ddcMeetballid
dc.titlePengawetan bakso daging sapi dengan bahan adiftip kimia pada penyimpanan suhu kamarid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordbaksoid
dc.subject.keywordproses pembuatanid
dc.subject.keywordbahan aditif kimiaid
dc.subject.keywordteknologi pengawetanid
dc.subject.keywordkajian toksikologiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record