Performa Cacing Tanah Lumbricus rubellus Berdasarkan Seleksi Bobot Badan
View/ Open
Date
2005Author
Halidah
Mansjoer, Sri Supraptini
Pangestu, R. Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Cacing tanah merupakan ternak yang potensial dikembangkan sebagai salah
satu alternatif penghasil protein hewani. Beternak cacing tanah mudah dilakukan,
harga murah dan daya produksi tinggi. Seleksi cacing tanah merupakan salah satu
cara untuk mendapatkan cacing tanah yang unggul. Kegiatan penelitian bertempat
di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Temak, Fakultas Petemakan, Institut
Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Agustus 2004.
Penelitian ini bertujuan mendapat imformasi tentang pertumbuhan cacing
tanah Lumbricus rubellus yang telah diseleksi berdasarkan kriteria nilai bobot
badan diatas rerata dan dibawah rerata. Kegiatan yang dilakukan berupa
penimbangan bobot badan cacing tanah, pengamatan perkembangan klitelium dan
penghitungan jumlah kokon.
Cacing tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesies Lumbricus
rubellus sebanyak 180 ekor yang dibagi kedalam sembilan kotak sarang. Cacing
tanah ini berumur 2-8 minggu. Pengelompokan dilakukan berdasarkan nilai rerata
bobot badan. Data yang diambil sebanyak tiga ulangan untuk setiap perlaku an.
Hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan
perbedaan antar perlakuan diuji dengan Duncan Multiple Range Test (Steel dan
Torrie, 1989).
Seleksi berpengaruh nyata pada bobot badan cacing tanah umur 2, 3, 4, 5
dan 6 minggu (P<0,01). Pada umur 8 minggu (akhir penelitian) seleksi tidak
berpengaruh nyata. Seleksi berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan
pada umur enam minggu.
Secara umum cacing tanah dengan bobot badan diatas rerata dan kontrol
mengalami pertarubahan bobot badan tercepat saat cacing tanah berumur 2-8
minggu, sedangkan perlakuan seleksi cacing tanah dengan bobot badan di bawah
rerata mengalami pertambahan bobot badan tercepat umur 6-7 rninggu, setelah itu
turun secara cepat. Koefisien keragaman terendah dicapai saat cacing tanah
berumur delapan minggu. Koefisien keragaman tertinggi dicapai saat cacing tanah
berumur 2 minggu.
Berdasarkan perhitungan jumlah kokon didapat bahwa persentase jumlah
kokon perlakuan seleksi bobot badan di bawah rerata 25,88 %, perlakuan seiek si
di atas rerata bobot badan 45,35 % dan kontrol sebesar 28, 76 %. Berdasarkan
persentase perkembangan klitelium didapatkan bahwa perlakuan seleksi bobot
badan diatas rerata menghasilkan perkembangan klitelium lebih cepat dan
seragam. Sebagian besar cacing tanah pada umur 7 minggu telah membentuk
klitelium.
Deferensial seleksi, heritabilitas dan respon seleksi bobot badan cacing
tanah menunjukkan bahwa deferensial seleksi dan respon seleksi tertinggi pada
cacing tanah yang diseleksi diatas rerata dicapai saat berumur lima minggu,
sedangkan seleksi dibawah rerata saat cacing berumur tujuh minggu. Respon
seleksi dugaan menunjukkan bahwa peningkatan bobot badan cacing tanah diatas
rerata sebesar 11,483 % dari bobot badan awal cacing tanah setiap generasi dan
seleksi bobot badan dibawah rerata memiliki respon seleksi dugaan 9,288 % dari
bobot badan awal cacing tanah pada setiap generasi.