Penampilan Sifat Produksi dan Reproduksi Hasil Persilangan Resiprokal antara Ayam Arab, Ayam Bangkok serta Ayam Pelung
Abstract
Minat masyarakat terhadap daging ayam lokal tetap tinggi walaupun harganya
lebih mahal dibandingkan dengan daging ayam ras. Hal ini merupakan peluang bagi
para petemak ayam lokal untuk lebih intensif dalam pemeliharaan untuk tujuan
komersial. Namun sampai saat ini, masih sangat jarang ayam lokal dipelihara untuk
tujuan komersial karena pertumbuhannya yang lambat. Berbagai cara telah dilakukan
untuk meningkatkan produktifitas ayam lokal diantaranya dengan meningkatkan mutu
genetik. Langkah awal dalam meningkatkan mutu genetik ayam lokal diantaranya
dengan melakukan persilangan resiprokal untuk mengetahui pengaruh penggunaan
jantan dan betina yang berbeda dalam persilangan terhadap produktivitas keturunannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan sifat produksi dan reproduksi
hasil persilangan resiprokal antara ayam Arab, ayam Bangkok serta ayam Pelung.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 166 ekor anak ayam hasil
persilangan resiprokal antara ayam Arab (A), ayam Bangkok (B) dan ayam Pelung (P)
yang terdiri atas 22 ekor AB (persilangan jantan Arab dengan betina Bangkok), 30 ekor
BA, 29 ekor AP, 37 ekor PA, 24 ekor BP dan 24 ekor PB. Anak ayam dipelihara sampai
berumur 8 minggu di dalam kandang berukuran 2x2 m2. Pakan dan air minum diberikan
secara ad libitum dengan pencatatan jumlah penggunaan pakan. Peubah yang diamati
adalah bobot telur, bobot anak ayam umur sehari (DOC), bobot setiap minggu dan
konsumsi pakan untuk mengetahui sifat produksi, sedangkan untuk mengetahui sifat
reproduksi peubah yang diamati adalah fertilitas hari ke-4 dan ke-18 masa inkubasi serta
daya tetas. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t-student.
Secara umum, hasil persilangan Arab-Bangkok lebih baik daripada Bangkok-Arab,
hasil persilangan Arab-Pelung lebih baik daripada Pelung-Arab, hasil persilangan
Bangkok-Pelung lebih baik daripada Pelung-Bangkok. Perbedaan antara hasil
persilangan dengan resiproknya terdapat pada penampilan sifat produksi. Hal ini
menunjukkan bahwa perbedaan sitoplasma yang disebabkan oleh penggunaan bangsa
induk betina yang berbeda dalam persilangan resiprokal berpengaruh terhadap
penampilan sifat produksi dari kedua macam hasil persilangan tersebut. Perbedaan
sitoplasma tidak berpengaruh terhadap penampilan sifat reproduksi.
Nilai heterosis hasil persilangan Arab dengan Bangkok (AB dan BA) lebih tinggi
daripada basil persilangan Bangkok dengan Pelung (BP dan PB), sedangkan hasil
persilangan Arab dengan Pelung(AP dan PA) lebih rendah daripada Bangkok dengan
Pelung.