Performa reproduksi dan mortalitas Kecoak Madagaskar Gromphadorhina portentosa yang diberi perlakuan nisbah kelamin
Abstract
Kecoak madagaskar merupakan serangga yang memiliki bentuk yang serupa dengan lipas, ukuran tubuhnya besar, tidak bersayap, jinak, bergerak lambat, tidak menggigit, bersih dan tidak berbau. Kecoak madagaskar digunakan sebagai hewan peliharaan, obyek pameran di kebun binatang, untuk eksplorasi perilaku dan morfologi serta digunakan sebagai sumber makanan hewan lain (kadal dan burung hantu). Untuk meningkatkan produktivitas kecoak madagaskar dilakukan dengan cara
meningkatkan produksi anak per kelahiran. Setiap induk kecoak madagaskar bisa menghasilkan 20 60 nimfa setiap kelahiran. Jumlah anak setiap kelahiran - bervariasi. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi jumlah anak setiap kelahiran yaitu faktor lingkungan dan keturunan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang studi rasio jantan dan betina terhadap jumlah anak dan mortalitas kecoak madagaskar
(Gromphadorhina portentosa). Materi penelitian berupa kecoak madagaskar yang telah dewasa. Peubah yang diamati meliputi kebuntingan, jumlah anak dan mortalitas selama penelitian. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan rasio mempengaruhi kebuntingan dan jumlah anak kecoak madagaskar, tetapi perlakuan rasio tidak mempengaruhi mortalitas kecoak madagaskar. Jumlah betina yang bunting pada rasio 1:3 lebih
tinggi dibanding jumlah betina bunting pada rasio 1:4 dan 1:5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebuntingan kecoak madagaskar meliputi rasio, lingkungan, tingkah Jaku, fertil tidaknya suatu individu, umur, dan frekuensi kawin pada pejantan. Jumlah anak yang dihasilkan pada kecoak madagaskar bervariasi. Rataan jumlah anak tertinggi terdapat pada rasio 1:3 dengan rataan jumlah anak sebesar 38,77 ekor. Mortalitas kecoak madagaskar tidak dipengaruhi oleh perlakuan seks rasio. Mortalitas pada penelitian ini disebabkan oleh serangan hama dan pemeliharaan yang kurang baik.
