Faktor-faktor berhubungan dengan praktek pemanfaatan pelayanan antenatal (ANC), konsumsi susu dan suplemen gizi selama kehamilan pada ibu usia remaja
View/ Open
Date
2012Author
Yuwanta, Dheanni Fitria
BriawanDodik; Ekayanti, Dodik Ikeu
Ekayanti, Ikeu
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuannya adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik ANC, susu dan
konsumsi suplemen remaja hamil. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan melakukan survey di Kecamatan Dramaga. Sampelnya adalah remaja ibu (di bawah 20 tahun) yang telah melahirkan 6 bulan sebelum survei pada bulan April Tahun 2012. Berdasarkan catatan bidan di 10 desa di Kecamatan Dramaga, terdapat 2276 ibu melahirkan dan 133 (4,9%) diantaranya adalah remaja. Jumlah sampel ditetapkan 45 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner,
Informasi ANC diverifikasi dari catatan bidan pada ibu dan anak buku kesehatan (buku KIA), sedangkan informasi tentang jenis suplemen yang diberikan selama kehamilan diverifikasi oleh bidan. Hasilnya menunjukkan bahwa 68,9% sampel sudah mulai memeriksakan kehamilannya pada trimester pertama dan 97,8% melakukan ANC ≥ 4 kali. ANC yang diperoleh dari Puskesmas sebagian besar masih
berdasarkan standar 5T (penskalaan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran fundus,
tablet besi, dan imunisasi tetanus toksoid/TT). Sedangkan ANC terbaru standar yang ditetapkan pemerintah adalah standar 7T dengan menambahkan uji laboratorium dan penyuluhan. ANC dikategorikan baik jika jumlah kunjungan ANC ≥ 4 kali selama kehamilan dan telah dirawat sesuai standar. Untuk 5T standar, 60% sampel mempunyai kategori nilai baik, sedangkan untuk 7T hanya 8,9%
sampel. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur suami dengan ANC 5T skor (r=0,311) dan antara pendapatan per kapita dan skor ANC 5T (r=-0,327) dan skor ANC 7T (r=-0,491). Pada kehamilan trimester 1, 55,6% sampel mengonsumsi susu dalam frekuensi jarang (<90 kali per trimester) dan 13,3% sering
frekuensi (90-180 kali per trimester). Pada trimester ke-2, frekuensi ASI konsumsi meningkat menjadi 37,8% (sering) dan 8,9% (sangat sering). Di tanggal 3 trimester, frekuensi konsumsi susu menurun menjadi 17,8% (sering) dan 2,2% (sangat sering) karena nafsu makan yang baik dan beberapa ketakutan akan bertambahnya berat badan bayi itu akan mempersulit persalinan. Uji korelasi spearman menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara gizi dan pengetahuan kehamilan yang sehat dan
frekuensi konsumsi susu pada trimester 2 (r=0,375) dan trimester 3 (r=0,295). Selama kehamilan, sampel memperoleh dua jenis suplemen: suplemen zat besi (generik dan komersial) dan suplemen kalsium. Ada 30%, 46,4% dan Sebanyak 65,1% sampel mempunyai kategori kepatuhan baik dalam mengkonsumsi
suplemen zat besi generik, zat besi komersial, dan kalsium. pendekar tombak Uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah anggota keluarga dengan persentase konsumsi suplemen kalsium (r=0,321). Keluarga punya mengingatkan sampel untuk mengonsumsi semua
suplemen, namun karena karakteristiknya yang buruk suplemen zat besi membuat kepatuhannya masih rendah.
Collections
- UT - Nutrition Science [2921]