dc.description.abstract | Minyak nilam merupakan komoditi yang sangat potensial untuk dikembangkan, terutama di Indonesia yang menjadi eksportir minyak nilam terbesar di dunia. Minyak nilam yang selama ini diproduksi kadang-kadang memiliki kualitas yang rendah sehingga harganya fluktuatif. Perlakuan pra dan pascapanen sangat mempengaruhi kualitas minyak nilam sehingga perlu dilakukan penelitian agar diketahui kualitas minyak nilam akibat perlakuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui deskripsi atribut aroma minyak nilam dan mengidentifikasi komponen volatil minyak nilam dengan perlakuan perbedaan waktu simpan dan tingkat kehalusan daun dan batang nilam sebelum penyulingan. Pelakuan yang dilakukan adalah perbedaan waktu simpan daun dan batang nilam (0, 3, 6, dan 9 hari) serta perbedaan tingkat kehalusan daun dan batang nilam (rajang 3-5 cm dan 60 mesh). Sampel yang dianalisis terdiri atas Sampel A (minyak nilam hasil penyulingan daun dan batang nilam dengan waktu simpan 0 hari dan tingkat kehalusan 60 mesh), Sampel B (minyak nilam hasil penyulingan daun dan batang nilam dengan waktu simpan 0 hari dan hasil perajangan), Sampel C (minyak nilam hasil penyulingan daun dan batang nilam dengan waktu simpan 3 hari dan tingkat kehalusan 60 mesh), Sampel D (minyak nilam hasil penyulingan daun dan batang nilam dengan waktu simpan 3 hari dan hasil perajangan), Sampel E (minyak nilam hasil penyulingan daun dan batang nilam dengan waktu simpan 6 hari dan tingkat kehalusan 60 mesh), Sampel F (minyak nilam hasil penyulingan daun dan batang nilam dengan waktu simpan 6 hari dan hasil perajangan), Sampel G (minyak nilam hasil penyulingan daun dan batang nilam dengan waktu simpan 9 hari dan tingkat kehalusan 60 mesh), dan Sampel H ( minyak nilam hasil penyulingan daun dan batang nilam dengan waktu simpan 9 hari dan hasil perajangan). Masingmasing sampel diperoleh dari dua kali ulangan pada penyulingan. Hanya Sampel A,Sampel B, Sampel G, dan Sampel H saja yang dianalisis deskripsi aroma dan komponen volatilnya. Analisis sensori deskriptif yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan metode FGD (Focus Group Discussion) dan QDA (Quantitative Descriptive Analysis). Analisis identifikasi komponen volatil menggunakan alat GC-MS. Data analisis kuantitatif kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel, spider web, dan grafik biplot. Selain itu, dilakukan analisis korelatif antar atribut sensori tunggal. Rendemen minyak nilam hasil perajangan daun dan batang nilam (1,60-2,20%) lebih tinggi dibandingkan rendemen minyak nilam hasil penghalusan daun dan batang nilam 60 mesh (0,60- 1,19%). Selain itu, bila ditinjau dari waktu simpannya, rendemen tertinggi dimiliki oleh minyak nilam hasil penyulingan daun dan batang nilam yang disimpan 3 hari sebelum penyulingan (2,20%). Akan tetapi, minyak nilam dengan waktu simpan 0 hari (1,19-1,97%) memiliki rendemen yang lebih tinggi dibandingkan minyak nilam dengan waktu simpan 9 hari (0,60-1,60%). Atribut sensori yang teridentifikasi dengan FGD adalah aroma woody, musky, dry, champor, floral, earthy, turpentine, eugenol, sweet, dan cherry. Aroma minyak nilam Sampel B dipengaruhi oleh aroma cherry, champor, dan eugenol, sedangkan Sampel G dipengaruhi oleh aroma earthy, dry, sweet, floral, turpentine, dan woody, Sampel H dipengaruhi oleh aroma musky dan Sampel A tidak dipengaruhi oleh aroma apapun. Aroma minyak nilam lebih dipengaruhi oleh perlakuan perbedaan waktu simpan 0 hari dan 9 hari pada daun dan batang nilam sebelum penyulingan dilakukandibandingkan dengan perlakuan perbedaan tingkat kehalusan 60 mesh dan perajangan daun dan batang nilam. Komponen volatil yang terdeteksi dari seluruh sampel berjumlah 125 komponen dengan 31 komponen memiliki persentase area relatif lebih dari 0,5%. ... | id |