Show simple item record

dc.contributor.advisorRoosita, Katrin
dc.contributor.authorPratiwi, Agnes
dc.date.accessioned2023-10-17T08:28:19Z
dc.date.available2023-10-17T08:28:19Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126732
dc.description.abstractPenelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari bioavailabilitas mineral secara in vitro dan kandungan beta karoten pada produk jamu Galohgor. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) Mempelajari komposisi bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan jamu Galohgor, (2) Mempelajari proses pembuatan jamu Galohgor, (3) Menganalisis kandungan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, protein, dan serat makanan yang terkandung dalam jamu Galohgor, (4) Menganalisis kandungan zat gizi mikro yaitu mineral makro seperti magnesium dan mineral mikro seperti besi, iodium, dan seng dalam jamu Galohgor (5) Menganalisis kandungan beta karoten dalam jamu Galohgor, dan (6) Menghitung bioavailabilitas mineral (magnesium, besi, dan seng) jamu Galohgor secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga Juni 2010. Bahan baku pembuatan jamu yang terdiri dari berbagai jenis tanaman didapat dari pembuat jamu Galohgor di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Penimbangan bahan-bahan jamu disesuaikan dengan komposisi dari penelitian sebelumnya (Pajar 2002 dan Roosita 2003). Pembuatan jamu Galohgor menjadi bentuk serbuk jamu dilakukan di Pilot Plant Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor (IPB). Sebagian besar kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan 1, 2, dan 3, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB. Pembacaan hasil analisis mineral dilakukan di Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), IPB. Bahan baku jamu Galohgor terdiri atas 56 jenis tumbuhan obat yang meliputi rempah-rempah; temu-temuan dan kacang-kacangan yang diambil langsung dari Desa Sukajadi. Bagian tanaman yang digunakan bervariasi mulai dari daun, akar dan batang. Alat-alat yang digunakan meliputi alat-alat untuk pembuatan jamu Galohgor dan alat-alat untuk analisis. Alat-alat untuk pembuatan jamu antara lain timbangan analitik merk Sartorius, pisau, baskom, tampah, kertas, plastik, steamer, quencer (blender), drum dryer, penggilingan, dan ayakan. Alat-alat yang digunakan untuk analisis proksimat, mineral, karoten antara lain alat gelas, cawan porselen, oven (98–100oC), desikator, timbangan analitik, pemanas Kjeldahl lengkap, labu Kjeldahl, alat destilasi lengkap, alat ekstraksi Soxhlet lengkap, alat pemanas listrik atau penangas uap, seperangkat saringan Buchner, kertas saring Whatman 40, dan vorteks. Bahan kimia untuk analisis meliputi H2SO4 pekat, Se-mix, NaOH-natrium tiosulfat, H3BO3, HCl, indikator, heksana, HNO3, larutan stock standar 1000 mg/L, alkohol-NaOH 10%, petroleum eter, Na2SO4, buffer fosfat, enzim thermamyl, pepsin, pankreatin, aseton, etanol teknis, HCl, KNO3 1%, NaOH 0,1 N, arsenit 0,2 N, Ce(IV)NH4SO4 0,1 N, dan air bebas ion. Instrumen Spektrofotometer Absorpsi Atom (AAS) digunakan untuk pembacaan kadar mineral, sedangkan spektrofometer sinar tampak digunakan untuk pembacaan kadar karoten.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universtyid
dc.subject.ddcHuman ecologyid
dc.subject.ddcNutrition scienceid
dc.titleBioavailabiltas mineral secara In Vitro dan kadar karoten jamu galohgor: produk jamu untuk kesehatan ibu nifas dan menyusui dari Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordMineralid
dc.subject.keywordIn Vitroid
dc.subject.keywordBioavailabilityid
dc.subject.keywordCaroteneid
dc.subject.keywordGalohgorid
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid
dc.subject.keywordInstitut Pertanian Bogorid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record