dc.description.abstract | Masalah gizi terutama gizi buruk erat kaitannya dengan perekonomian
suatu wilayah. Balita merupakan golongan penduduk yang rawan terhadap
kekurangan gizi termasuk Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa disebut gizi
buruk. Kekurangan gizi pada balita banyak terjadi di Indonesia terutama di
kabupaten/kota di luar Pulau Jawa dan Bali dengan kondisi sosial ekonomi yang
relatif masih rendah. Besar dan luasan permasalahan KEP erat kaitannya
dengan keadaan ekonomi secara keseluruhan. Selama ini, kajian mengenai
masalah KEP lebih banyak dilihat dari sudut pandang kesehatan, dan belum
dilihat dari sudut pandang ekonomi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
melakukan estimasi besarnya kerugian ekonomi akibat gizi buruk pada balita di
berbagai kota/kabupaten di luar Pulau Jawa dan Bali. Tujuan khusus penelitian
ini adalah (1) Menganalisis hubungan antara tingkat kemiskinan dan PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) per kapita dengan prevalensi gizi buruk di
berbagai kabupaten/kota di luar Pulau Jawa dan Bali; (2) Menganalisis perkiraan
besarnya kerugian ekonomi akibat gizi buruk di berbagai kota/kabupaten di luar
Pulau Jawa dan Bali.
Penelitian ini merupakan penelitian statistik inferensia yang dilakukan
dengan mengolah data sekunder berjumlah 314 kabupaten/kota di luar Pulau
Jawa dan Bali tahun 2007 yang berasal dari berbagai instansi terkait. Penelitian
dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juli 2010 di Bogor, Jawa Barat. Data-data
yang digunakan dalam penelitian terdiri dari prevalensi gizi buruk balita, jumlah
penduduk menurut kelompok umur, PDRB, dan tingkat kemiskinan. Tahapan dan
formula yang digunakan untuk menghitung besarnya potensi ekonomi yang
hilang akibat gizi buruk pada balita mengikuti tahapan dan formula yang
dikemukakan oleh Konig (1995) dengan asumsi kehilangan produktivitas 100%
kemudian dikoreksi dengan penelitian Ross dan Horton (1998) dengan asumsi
penurunan produktivitas 2-9%. Pengolahan data dilakukan dengan sistem
komputerisasi menggunakan Microsoft Excel 2007, software SPSS 16 dan SAS
9.2 for windows.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan
bahwa prevalensi gizi buruk (z-skor < -3,00) di luar Pulau Jawa dan Bali
berdasarkan indikator berat badan terhadap umur (BB/U) pada tahun 2007
adalah 7,3%. Prevalensi gizi buruk tertinggi terdapat di Kabupaten Aceh
Tenggara, Nangroe Aceh Darussalam yaitu sebesar 29,6%. Prevalensi gizi buruk
terendah terdapat di Kota Tomohon, Sulawesi Utara yaitu 0%, artinya tidak ada
balita yang menderita gizi buruk di Kota Tomohon pada tahun 2007. Secara
keseluruhan, terdapat 60,8% kabupaten/kota dari 6 pulau/kepulauan di luar
Pulau Jawa dan Bali yang menderita gizi buruk dan gizi kurang. Sebanyak
44,59% kabupaten/kota telah mencapai target penurunan prevalensi gizi buruk
dan gizi kurang berdasarkan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional) 2004-2009, sedangkan untuk target MDGs (Millenium
Development Goals) baru mencapai 38,22%. Di sisi lain, belum ada
pulau/kepulauan yang telah mencapai setengah dari jumlah kabupaten/kota
dalam hal pencapaian target penurunan tingkat kemiskinan baik berdasarkan
RPJMN 2004-2009 maupun MDGs. | id |