Uji efikasi minuman sari jagung manis probiotik terhadap kondisi mikroflora feses pada tikus konstipasi Sprague Dawley
View/ Open
Date
2010Author
Pawartha, Putu Ari Agus
Damanik, M. Rizal M.
Mudjajanto, Eddy S.
Herminiati, Ainia
Metadata
Show full item recordAbstract
Mikroflora usus sangat penting untuk kesehatan. Dalam tubuh manusia
yang sehat, jumlah mikroflora usus relatif dalam keseimbangan yang baik, dan
biasanya bakteri-bakteri yang bermanfaat jumlahnya lebih mendominir bakteri
yang membahayakan (Winarno 2002). Oleh karena itu, keseimbangan mikroflora
usus harus dijaga agar terhindar dari berbagai gangguan penyakit. Konstipasi
merupakan salah satu gangguan pencernaan yang banyak dijumpai di
masyarakat. Konstipasi mempunyai gejala-gejala, seperti sakit kepala, hilangnya
nafsu makan, dan rasa sakit pada bagian perut. Konstipasi dapat diatasi dengan
mengkonsumsi minuman probiotik. Penelitian Swamilaksita (2007) terhadap 105
lansia menunjukkan kecenderungan semakin tinggi konsumsi minuman probiotik
maka semakin rendah kejadian konstipasi. Pengembangan sari jagung manis
sebagai minuman probiotik diharapkan dapat memperbaiki keseimbangan
mikroflora usus dan mengatasi konstipasi.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas minuman
sari jagung manis probiotik untuk meningkatkan keseimbangan mikroflora pada
feses tikus Sprague Dawley. Tujuan khususnya adalah mengetahui gambaran
jumlah total mikroba pada feses tikus normal dan konstipasi yang diberikan
minuman sari jagung manis probiotik, mengetahui pengaruh pemberian minuman
sari jagung manis probiotik terhadap keseimbangan mikroflora yang ditandai oleh
jumlah bakteri asam laktat (BAL), dan mengetahui pengaruh pemberian minuman
sari jagung manis probiotik terhadap kondisi konstipasi yang ditandai oleh berat
feses .
Metode penelitian dimulai dengan proses pembuatan minuman sari
jagung manis probiotik. Tahap selanjutnya adalah menginduksi 12 ekor tikus
dengan tanin sebanyak 5 mg/kg berat badan selama lima hari agar mengalami
konstipasi. Seluruh kelompok perlakuan diberikan minuman sari jagung manis
probiotik selama 10 hari sebanyak 2 ml/hari.
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus Sprague
Dawley. Tikus dibagi menjadi delapan kelompok yaitu kelompok normal kontrol,
normal dengan intervensi L. acidophilus, normal dengan intervensi L.
bifermentans, normal dengan intervensi L. casei, konstipasi kontrol, konstipasi
dengan intervensi L. acidophilus, konstipasi dengan intervensi L. bifermnetans,
konstipasi dengan intervensi L. casei. Feses tikus dikumpulkan dan ditimbang
tiap hari. Uji mikrobiologi dilakukan pada hari ke-0,5,10, dan 15. Sampel yang
digunakan pada uji mikrobiologi adalah feses segar karena kondisi mikroflora
pada feses juga mencerminkan kondisi mikroflora usus.
Uji mikrobiologi dilakukan untuk melihat jumlah total bakteri dan jumlah
bakteri asam laktat (BAL). Uji ANOVA untuk melihat pengaruh lama pemberian
terhadap jumlah total mikroba tikus normal menunjukkan minuman probiotik yang
memberikan pengaruh signifikan adalah kelompok L.acidophilus (P<0.05). Uji
lanjutan (uji Duncan) yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara sebelum pemberian minuman probiotik dan pada saat
pemberian probiotik, dimana jumlah total mikroba pada hari ke-10 menurun
dibandingkan hari ke-0. Penurunan jumlah mikroba total selama pemberian
minuman probiotik diduga karena adanya sifat anti mikroba yang dihasilkan oleh
bakteri probiotik sehingga dapat menekan jumlah mikroba patogen dalam saluran
pencernaan. Uji ANOVA untuk melihat pengaruh lama pemberian probiotik
terhadap jumlah total mikroba tikus konstipasi menunjukkan hasil yang tidak
signifikan (P>0.05). Ini berarti jumlah total mikroba sebelum, pada saat, dan
sesudah pemberian probiotik adalah sama. Hal ini diduga karena adanya
pengaruh induksi tanin pada tikus model konstipasi. Tanin mempunyai sifat
antibakterial yang dapat menghambat pertumbuhan BAL, sehingga BAL tidak
terlalu efektif dalam melawan mikroba patogen.
Collections
- UT - Nutrition Science [2920]