Show simple item record

dc.contributor.advisorAnwar, Faisal
dc.contributor.advisorEkayanti, Ikeu
dc.contributor.authorYulianti, Risda
dc.date.accessioned2023-10-13T00:14:28Z
dc.date.available2023-10-13T00:14:28Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126356
dc.description.abstractPenelitian ini secara umum bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan gizi ibu, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan konsumsi balita dengan status gizi balita (TB/U) di perdesaan dan perkotaan Bogor. Secara khusus bertujuan untuk : (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga balita (umur orang tua, besar keluarga, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, riwayat kehamilan ibu) dan karakteristik balita (umur, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat pemberian ASI); (2) mengidentifikasi pola konsumsi balita (kebiasaan makan, frekuensi makan, tingkat kecukupan energi dan zat gizi); (3) menganalisis hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balita (TB/U); (4) menganalisis hubungan PHBS dengan status gizi balita (TB/U); (5) menganalisis hubungan status kesehatan balita dengan status gizi balita (TB/U); (6) menganalisis hubungan tingkat kecukupan energi dan zat gizi balita dengan status gizi balita (TB/U); (7) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita (TB/U). Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2010 di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Kelurahan Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kriteria sampel adalah balita berusia 24-59 bulan dan diasuh oleh ibu kandung. Penarikan sampel dilakukan secara acak. Jumlah balita yang menjadi sampel penelitian adalah 79 balita. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner meliputi : data karakteristik keluarga, karakteristik balita, pengetahuan gizi ibu balita, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pola konsumsi balita, status kesehatan balita. Sedangkan status gizi balita menurut TB/U diperoleh melalui pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise. Data sekunder yang dikumpulkan berupa gambaran kedua daerah penelitian. Sebesar 75,6% ayah balita dan 73,4% ibu balita termasuk dewasa madya (30-49 tahun). Rata-rata besar keluarga di perdesaan lebih banyak dibandingkan di perkotaan. Ayah dan ibu balita umumnya berpendidikan SLTA. Sebesar 24,4% ayah di perdesaan dan 28,9% ayah di perkotaan bekerja sebagai buruh. Sebesar 73,2% ibu perdesaan dan 89,5% di perkotaan tidak bekerja. Kurang dari separuh keluarga di perdesaan (39%) dan di perkotaan (28,9%) termasuk keluarga miskin. Umur ibu ketika hamil berkisar antara 19-45 tahun dan rata-rata 27,8 tahun. Jumlah kehamilan ibu berkisar antara 1-6 kali dan rata-rata 2,3 kali. Sebagian kecil ibu (13,9%) memiliki jarak kehamilan berisiko (< 2 tahun). Lebih dari separuh balita (57%) adalah perempuan. Hampir separuh balita (43%) berada pada kisaran umur 36-47 bulan. Hampir seluruh ibu di perdesaan (92,7%) dan sebagian besar ibu di perkotaan (86,8%) telah memberikan kolostrum kepada balitanya. Sebesar 44,7% ibu di perkotaan memberikan ASI saja selama 6 bulan pada balitanya sedangkan di perdesaan hanya 36,6%. Lebih dari separuh ibu di perdesaan (56,1%) dan di perkotaan (60,5%) telah memberikan ASI kepada balita selama 24 bulan atau lebih. Hampir seluruh balita di perdesaan (95,1%) dan di perkotaan (94,7%) mengonsumsi beras dengan frekuensi selalu (lebih dari 1 kali sehari). Sebesar 46,3% balita di perdesaan dan 36,8% balita di perkotaan mengonsumsi susu lebih dari 1 kali sehari. Sebesar 39% balita di perdesaan dan 36,8% balita di perkotaan mengonsumsi telur dengan frekuensi sering (1 kali sehari). Sayur bayam dan sayur sop dikonsumsi oleh balita dengan frekuensi 3 kali seminggu. Buah-buahan relatif lebih jarang dikonsumsi dibandingkan sayuran dengan frekuensi 1-2 kali seminggu. Biskuit, permen, dan chiki merupakan makanan jajanan yang paling banyak dikonsumsi oleh balita dengan frekuensi lebih dari 1 kali sehari. Kecap menjadi jenis pangan lain-lain yang paling banyak dikonsumsi balita dengan frekuensi selalu (lebih dari 1 kali sehari) yaitu 31,7% balita di perdesaan dan 21,1% balita di perkotaan.id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcHuman ecologyid
dc.subject.ddcCommunity nutritionid
dc.titleHubungan pengetahuan gizi ibu, PHBS dan konsumsi balita dengan status gizi balita (TB/U) di perdesaan dan perkotaanid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordPengetahuan giziid
dc.subject.keywordKonsumsiid
dc.subject.keywordPHBSid
dc.subject.keywordStuntingid
dc.subject.keywordBalitaid
dc.subject.keywordStatus giziid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record