Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Pengolahan Kopi Arabika (Studi Kasus PT Sumatera Specialty Coffees)
Abstract
Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam subsektor perkebunan di
Indonesia. Berdasarkan Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (2011) dari total
produksi, sekitar 67% kopi diekspor sedangkan sisanya (33%) untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Saat ini Indonesia tergolong negara produsen kopi terbesar
keempat setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Usaha ekspor kopi cukup potensial, ratarata selisih permintaan dengan penawaran 6 tahun terakhir ini sebesar 12,26 %. Kondisi
pasar kopi yang semakin baik mendorong perusahaan-perusahaan eksportir
mengembangkan usahanya sama halnya seperti yang akan dilakukan oleh PT SSC.
Perusahaan ini berencana melakukan proyek yaitu menambah beberapa aset dengan
membeli dan mengakuisisinya dari PUSKUD. Sehingga PT. SSC harus mengkaji kembali
kondisi perusahaan saat ini dan mengetahui proyeksi usaha.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui apakah kinerja keuangan
perusahaan mampu mendukung perencanaan strategi yang akan dilakukan, (2)
Mengetahui apakah proyek pengembangan usaha layak untuk dilaksanakan, (3)
Mengetahui tingkat kepekaan kelayakan perusahaan terhadap perubahan harga, penjualan
dan biaya produksi, (4) Mengetahui apakah kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik
apabila rencana pengembangan usaha direalisasikan, (5) Mengetahui keputusan yang
paling tepat, apakah menjalankan proyek pengembangan atau tidak. Metode pengolahan
data dilakukan dengan dua cara yaitu secara kualitatif dengan menganalisis kelayakan
usaha PT. SSC dari aspek pasar, teknis, yuridis dan kondisi organisasi perusahaan.
Sementara analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha
berdasarkan aspek finansial dan melihat kinerja keuangan perusahaan. Hasil finansial
yaitu dengan menghitung NPV, IRR, PI, BEP, PBP dan analisis sensitivitas dengan
menggunakan alat bantu microsoft excel 2007 sedangkan untuk melihat kinerja keuangan
perusahaan dengan menghitung likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan rasio
manajemen aktiva.
Hasil perhitungan kelayakan finansial pada PT SSC tanpa proyek maupun dengan
proyek menunjukkan bahwa usaha ini layak. Namun secara umum kriteria-kriteria
penilaian investasi tanpa proyek menunjukkan kondisi yang lebih baik kecuali NPV.
Analisis finansial dengan proyek menghasilkan nilai NPV sebesar Rp. 9.245.716.350;
nilai IRR 43,58%; PI 2,50 ; BEP Rp. 14.182.212.960,- dan PBP 3,48 tahun. Sementara
tanpa proyek menghasilkan NPV Rp. 8.205.498.310; IRR 49,89% dimana nilai ini lebih
besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunakan (12%); PI 4,47 ; BEP Rp.
12.192.648.830 dan PBP 2,13 tahun, yang berarti usaha ini sudah dapat menutupi biaya
investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Hasil analisis sensitivitas dengan
skenario peningkatan harga bahan baku sebesar 2,17% yang tidak diikuti oleh kenaikan
harga jual dan kapasitas produksi turun 14,39% mengakibatkan proyek kurang layak
sementara peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 10% dan peningkatan harga BBM
sebesar 7,78% menunjukkan bahwa usaha ini masih layak untuk dijalankan. ...
Collections
- UT - Management [3374]