Analisis Halalan Thayyiban Supply Chain dalam Penanganan Darah Hasil Penyembelihan Ternak dan Unggas untuk Pakan
Abstract
Darah hasil penyembelihan ternak dan unggas merupakan salah satu limbah Rumah Potong Hewan (RPH) yang sering dimanfaatkan di berbagai industri dan tidak mungkin membuangnya begitu saja ke lingkungan, sehingga perlu ada pengolahan lebih lanjut, salah satunya di industri pakan. Pakan ternak jauh lebih penting dari sudut pandang Syariah, sehingga kandungan dalam pakan tidak mengandung bahan najis agar hewan tersebut tidak dijuluki Al-Jallalah (Hewan Ternak yang Diberi Pakan dari Barang yang Najis). Aplikasi darah dalam pakan harus diperhatikan komposisi dan dampaknya kepada hewan, dikarenakan darah beresiko membawa agen penyakit sapi gila. Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan Fatwa tentang Hukum Hewan Ternak yang Diberi Pakan dari Barang yang Najis. Dalam praktiknya, perlu dilakukan masa karantina (Al-Istibra’) atau masa penyucian (Istihalah) jika diaplikasikan pakan yang mengandung najis. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis halalan thayyiban supply chain dalam darah hasil penyembelihan ternak dan unggas untuk pakan. Penelitian ini terdiri dari 2 tahapan utama yang berbasis wawancara dan inspeksi kesesuaian yakni mengevaluasi implementasi cara praktik yang baik dan penanganan darah hasil penyembelihan di rumah potong hewan sapi, ayam, dan babi. Mengevaluasi kesesuaian label pakan yang mencantumkan keberadaan bahan terlarang, cara praktik yang baik dan penerapan Al-Istibrah’ atau Istihalah pada peternakan sapi, ayam, dan unit budidaya ikan lele yang menggunakan darah sebagai substitusi pakan. Hasil penelitian yang didapat yakni berdasarkan hasil nilai kesesuaian Rumah Potong Hewan Ruminansia Sapi dan Babi serta Rumah Potong Hewan Unggas Ayam terbilang cukup baik dengan total yang mendapatkan nilai sesuai berjumlah 5 (lima) objek, sedangkan 2 (dua) objek lainnya mendapatkan nilai kurang sesuai. Ketidaksesuaian beberapa persyaratan teknis berdampak terhadap rendahnya higiene-sanitasi selama proses produksi dan kehalalan, serta rendahnya efektivitas fungsi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam menghasilkan air limbah yang layak buang ke badan air. Perlu adanya kejelasan perangkat aturan terkait boleh atau tidaknya darah keluar dari lingkungan RPH dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Berdasarkan nilai kesesuaian terhadap peternakan sapi, ayam, dan unit budidaya ikan lele terbilang sangat baik hanya terdapat 1 (satu) objek mendapatkan nilai kurang sesuai dan 8 (delapan) objek telah sesuai. Ketidaksesuaian dikarenakan belum memenuhi persyaratan teknis dengan melakukan pengajuan kelompok ke stakeholder dan ditemukan praktik pemberian pakan najis baik secara langsung di unit budidaya ikan dan secara tidak langsung di peternakan ayam, serta belum ada petunjuk operasional prosedur terkait penerapan Al-istibra’ atau Istihalah. Blood from the slaughter of livestock and poultry is one of the Slaughterhouse waste that is often used in various industries and it is impossible to just throw it into the environment, so there needs to be further processing, one of which is in the feed industry. Animal feed is much more important from a Shariah point of view, so that the content in the feed does not contain unclean ingredients so that the animal is not dubbed Al-Jallalah (Cattle Animals Feeding from Impure Items). The application of blood in feed must be considered in its composition and impact on animals, because blood carries the risk of carrying mad cow disease agents. The Indonesian Ulema Council issued a Fatwa concerning the Law on Livestock Feeding from Impure Goods. In practice, it is necessary to carry out a quarantine period (Al-Istibra') or a period of purification (Istihalah) if feed containing unclean is applied. Therefore, this study was conducted to analyze the halalan thayyiban supply chain in the blood of livestock and poultry slaughtered for feed. This study consisted of 2 main stages based on interviews and conformity inspections, namely evaluating the implementation of good practices and the handling of slaughtered blood in beef, chicken, and pig slaughterhouses. Evaluating the suitability of feed labels that include the presence of prohibited substances, good practices and the application of Al-Istibrah' or Istihalah on cattle, chicken, and catfish farming units that use blood as a feed substitute. The results obtained are based on the results of the suitability value of the Ruminant Cattle and Pig Slaughterhouse and the Chicken Poultry Slaughterhouse which is quite good with a total of 5 (five) objects getting the appropriate value, while 2 (two) other objects get the less appropriate value. The non-compliance with several technical requirements has an impact on the low hygiene-sanitation during the production process and halalness, as well as the low effectiveness of the function of the WasteWater Treatment Plant (WWTP) in producing waste water suitable for disposal into water bodies. It is necessary to clarify the set of rules related to whether or not blood is allowed to come out of the abattoir environment and be used by certain parties. Based on the value of suitability for cattle, chicken, and catfish farming units, it is considered very good, there is only 1 (one) object that has an unsuitable value and 8 (eight) objects are appropriate. The discrepancy is due to not meeting the technical requirements by submitting groups to stakeholders and finding unclean feeding practices both directly in fish farming units and indirectly in chicken farms, and there are no operational procedures or instructions related to the application of Al-istibra' or Istihalah.