Pengaruh Rasio Air-Tapioka Terhadap Kinerja Tablet Indikator Pendeteksi Kematangan Buah
Abstract
Tindakan destruktif seperti menekan buah untuk memeriksa kematangannya adalah praktek yang tidak benar karena dapat menimbulkan kerusakan buah. Kematangan buah dapat dideteksi dengan suatu indikator, dapat berupa label/stiker/tablet/bentuk lain yang merupakan salah satu sistem kemasan cerdas, dikenal dengan indikator kematangan. Penelitian ini mengembangkan suatu tablet indikator kematangan yang dimulai dari mendapatkan penampakan visual terbaik dari tablet indikator, mendapatkan kuantifikasi nilai warna, mendapatkan kinerja tablet indkator sebagai pendeteksi kematangan buah, serta mendapatkan rasio tapioka dan akuades terbaik untuk indikator kematangan. Matriks indikator dibuat dari tapioka dalam berbagai rasio tapioka (gram) : akuades (mL), yaitu 5:30, 5:50, dan 5:100. Peniliaian terhadap tekstur dilakukan secara visual. Imagecolorpicker digunakan untuk mendapatkan nilai RGB dan Colormine digunakan untuk mendapatkan nilai L, a, dan b. Penampakan visual indikator terbaik yaitu rasio tapioka dan akuades 5:50 yang memiliki warna kuning terang dengan nilai chroma sebesar 34.90, serta tekstur kering dan sedikit bergelembung. Uji ragam (ANOVA) menunjukkan rasio tapioka dan akuades berbeda nyata terhadap warna (nilai chroma) indikator, serta uji lanjut LSD menunjukkan masing-masing perlakuan juga berbeda nyata terhadap warna (nilai chroma) indikator. Pada hari ke-7 aplikasi tablet pada alpukat, tablet dengan rasio 5:50 juga menunjukkan perubahan warna menjadi biru tua seiring dengan kematangan buah. Perubahan warna tablet indikator berhubungan sangat kuat dengan kelembaban dengan nilai r2 sebesar 0.9317. Sedangkan, kerapuhan tablet lebih dipengaruhi oleh tekanan pengempaan, dengan koefisien korelasi (r2) sebesar 0.98. Tablet indikator kematangan terbaik terbuat dari rasio tapioka dan akuades dengan 5:50 yang memberikan perubahan warna dari kuning ke biru tua seiring dengan kematangan alpukat.