Daya Antimikroba dan Iritasi Sediaan Losion Susu Kambing dengan Penambahan Ekstrak Daun Ciplukan (Physalis angulata L.).
Abstract
Penggunaan produk dalam bentuk losion yang memiliki sifat antimikroba
masih jarang digunakan, produk antimikroba yang banyak digunakan saat ini adalah
sabun dan handsanitizer. Losion susu kambing dibuat dengan konsentrasi ekstrak
daun ciplukan (Physalis angulata L.) 20% dan ekstrak ditambahkan kedalam
formula sebanyak 0, 0.5, 1, dan 3% sebagai antimikroba. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis daya antimikroba dari losion susu kambing dengan
penambahan ekstrak daun ciplukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus pada kulit manusia, serta melihat daya iritasi dari pemakaian
losion. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan pengulangan sebanyak 3 kali. Data
karakteristik antimikroba dan jumlah total Staphylococcus aureus dianalisis dengan
ANOVA, sedangkan uji iritasi secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa susu kambing, zat aktif pada ekstrak daun ciplukan, nipagin, dan nipasol
mampu menghambat jumlah pertumbuhan Staphylococcus aureus losion selama
masa penyimpanan 14 hari pada suhu ruang. Antimikroba pada susu kambing dan
zat aktif pada ekstrak daun ciplukan tidak dapat bekerja sebagai antimikroba pada
kulit dengan konsentrasi penggunaan 20%, serta menggunakan metode difusi
sumuran yang berdiameter 8 mm. Losion susu kambing dengan penambahan
ekstrak daun ciplukan tidak menimbulkan gejala iritasi primer. Hal tersebut karena
penggunaan basis losion dan zat aktif yang masih dibawah kadar maksimal
penggunaan yang ditetapkan.