Sintasan Isolat E2 Cronobacter sakazakii selama Stres Asam dan Resusitabilitasnya
Abstract
Cronobacter sakazakii sebagai bakteri patogen oportunistik asal pangan telah diisolasi dari beberapa bahan pangan lokal Indonesia diantaranya susu formula bayi, makanan pendamping ASI, gula, bubuk cokelat, dan pati jagung. Bakteri patogen bawaan pangan ini dilaporkan dapat bertahan pada berbagai kondisi stres seperti Aw rendah, panas, keterbatasan nutrisi, kekeringan, dan pH rendah. Sebagai mekanisme bertahan pada kondisi stres, C. sakazakii dapat melakukan adaptasi stres dan memasuki kondisi viable but nonculturable atau VBNC. Bakteri dalam kondisi VBNC masih memiliki viabilitas tetapi tidak dapat membentuk koloni pada media agar. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perilaku C. sakazakii E2 dalam kondisi stres asam dan kemampuannya beresusitasi. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap yang dimulai dengan persiapan kultur isolat lokal C. sakazakii E2 dari stok kering-beku yang kemudian dikonfirmasi dengan pewarnaan Gram dan media selektif. Paparan asam terhadap C. sakazakii dilakukan dalam media TSB yang ditambah HCl sehingga memiliki pH 3.09±0.02. Kulturabilitas bakteri yang dipaparkan terhadap asam dianalisis dengan metode hitungan cawan (Plate Count Method) pada menit ke-0, 30, 60, 120, 150 dan 180. Kemampuan C. sakazakii yang mengalami stres untuk beresusitasi diamati dengan menumbuhkannya pada beberapa media yaitu BPW (Buffered Peptone Water), NB (Nutrient Broth), BPW dengan penambahan piruvat, dan NB yang mengandung katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa C. sakazakii yang mengalami stres setelah terpapar selama 120 dalam asam dapat diresusitasi dengan keempat media di atas. Setelah 150 menit terpapar asam
C. sakazakii tidak lagi dapat dikulturkan (nonculturable). C. sakazakii yang tidak dapat dikulturkan tidak dapat diresusitasi dalam BPW atau BPW yang mengandung piruvat tetapi berhasil diresusitasi pada media NB dan NB yang mengandung katalase 1%. Cronobacter sakazakii is an opportunistic foodborne pathogen that has been
isolated from local food of Indonesia such as, powdered infant formula, sugar,
chocolate powder, and corn starch. These foodborne pathogenic bacteria are
reported to survive stress conditions such as low Aw, high temperature, nutritional
limitations, dryness, and low pH. As coping mechanism for stressful condition, C.
sakazakii can carry out stress adaptation and may enter viable but nonculturable
(VBNC) conditions, where the bacteria are still metabolically active but unable to
form colonies on agar medium. The purpose of this research is to observe C.
sakazakii E2’s behavior under acid stress and its resuscitability. This research was
carried out in several stages; preparation of local isolate Cronobacter sakazakii E2
from freeze-dried stock and its confirmation by Gram staining and use of a
selective medium. Exposure of C. sakazakii to low pH is carried out in TSB
adjusted to pH 3 using HCl for 180 minutes. The culturable C. sakazakii were
enumerated at 0, 30, 60, 120, 150 and 180 minutes exposure to acid using Plate
Count Method. The ability of stress C. sakazakii to be resuscitated was evaluated
by platting of the bacteria after incubation in four different media, i.e. BPW
(Buffered Peptone Water), NB (Nutrient Broth), pyruvate-containing BPW, and
catalase-containing NB. Stressed C. sakazakii E2 after 120 minutes exposure to
acid were resuscitable in all of the above media. C. sakazakii exposed to acid
stress for 150 minutes became unculturable. These unculturable cells could not be
resuscitated in BPW or pyruvate-containing BPW but were resuscitable in NB and
catalase-contaning NB.