Show simple item record

dc.contributor.advisorLioe, Hanifah Nuryani
dc.contributor.authorMuryanto, Michael Adi
dc.date.accessioned2020-12-27T01:34:38Z
dc.date.available2020-12-27T01:34:38Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104838
dc.description.abstractMinyak goreng sawit (selanjutnya disebut dengan minyak sawit) merupakan minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia saat ini, karena stabilitasnya terhadap panas yang baik dan harganya yang ekonomis. Minyak sawit umum digunakan untuk menggoreng, khususnya dengan metode deep fat frying pada tekanan atmosfer. Selama proses deep fat frying, minyak akan mengalami penurunan kualitas karena pemanasan yang relatif tinggi pada suhu 150-190 °C. Minyak sawit dapat mengalami proses hidrolisis, oksidasi, dan polimerisasi selama proses deep fat frying, yang menyebabkan perubahan karakteristik kimia dan fisiknya. Penurunan kualitas minyak sawit ini dapat memberikan dampak negatif bagi produk pangan hasil penggorengan serta memberikan risiko bagi kesehatan manusia. Tujuan penelitian ini adalah melakukan meta-analisis dengan menggunakan data dari literatur yang melaporkan hasil penelitian mengenai pengaruh waktu proses deep fat frying terhadap parameter kualitas minyak sawit untuk mengetahui waktu proses deep fat frying yang signifikan mempengaruhi kualitas minyak setelah penggorengan. Literatur diambil dari publikasi 20 tahun terakhir. Meta-analisis dilakukan terhadap data (dari literatur) yang memiliki nilai rata-rata dan standar deviasi atau standard error. Meta-analisis digunakan dalam penelitian ini untuk mengambil kesimpulan umum mengenai pengaruh waktu penggorengan terhadap berbagai parameter kualitas minyak sawit meliputi total komponen polar, asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan iod, bilangan anisidin, total oksidasi, specific extinction, total komponen polimer, viskositas, dan perubahan warna dengan mengetahui nilai effect size kumulatif (D+) dan confidence interval pada 95% (95% CI). Dari hasil penelusuran literatur dengan prinsip PRISMA, diperoleh 36 literatur yang dipakai dalam meta-analisis menggunakan metode Hedges’d. Pengolahan data dilakukan dengan software Microsoft Excel menggunakan rumus yang diperkenalkan oleh metode Hedges’d. Dari hasil studi literatur yang digunakan untuk meta-analisis diketahui minyak sawit yang telah digunakan untuk menggoreng kentang dan ayam hingga 24.0 jam dengan penggorengan berulang (waktu setiap penggorengan berkisar 2.5- 10 menit) mempunyai karakteristik total komponen polar 9.93-26.70%, asam lemak bebas 0.20-1.40%, bilangan peroksida 3.13-18.68 mek O2/kg, bilangan iod 35.06- 54.90 g I2/100g, bilangan anisidin 36.60-104.01, total oksidasi 72.24-125.71, specific extinction (233 nm) 0.13-16.72, specific extinction (269 nm) 0.32-3.85, total komponen polimer 1.29-8.81%, viskositas 47.54-107.00 cP, Lovibond merah 1.08-11.70, dan Lovibond kuning 10.55-17.40. Karakteristik minyak sawit yang masih segar atau yang belum digunakan untuk menggoreng mempunyai total komponen polar 3.36-9.80%, asam lemak bebas 0.02-0.77%, bilangan peroksida 0.55-4.99 mek O2/kg, bilangan iod 35.49-60.99 g I2/100g, bilangan anisidin 0.80- 19.97, total oksidasi 4.40-24.47, specific extinction (233 nm) 0.04-2.18, specific extinction (269 nm) 0.04-0.65, total komponen polimer 0.01-0.79%, viskositas 37.10-70.89 cP, Lovibond merah 0.53-2.80, dan Lovibond kuning 5.93-10.00. Secara keseluruhan, nilai parameter minyak sawit segar lebih rendah dibandingkan minyak sawit yang digunakan untuk menggoreng hingga 24.0 jam, kecuali bilangan iod yang memiliki nilai lebih tinggi pada minyak segar dibandingkan minyak sawit yang digunakan untuk menggoreng hingga 24.0 jam. Hasil meta-analisis menunjukkan bahwa minyak sawit yang digunakan untuk menggoreng sampel nabati yaitu kentang menyebabkan penurunan kualitas minyak berupa peningkatan total komponen polar, asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan anisidin, total oksidasi, specific extinction, total komponen polimer, viskositas, dan Lovibond kuning secara signifikan sejak digunakan untuk menggoreng dalam rentang waktu 0.1-8.0 jam, dengan effect size kumulatif ± 95% confidence interval (D+ ± 95% CI) untuk berbagai parameter berkisar dari 1.67±1.17 hingga 10.90±2.83. Derajat ketidakjenuhan minyak yang ditunjukkan oleh bilangan iod mengalami penurunan secara signifikan sejak digunakan untuk menggoreng kentang dalam rentang waktu 0.1-8.0 jam, dengan nilai D+ ± 95% CI sebesar -1.84±0.56. Sementara angka Lovibond merah mulai mengalami peningkatan signifikan setelah digunakan untuk menggoreng pada rentang waktu 16.1-24.0 jam dengan nilai D+ ± 95% CI sebesar 2.86±1.40. Parameter kualitas minyak yang memiliki effect size kumulatif lebih dari 0.80 (nilai mutlak) untuk suatu pengaruh waktu penggorengan menunjukkan bahwa waktu penggorengan tersebut memiliki pengaruh kuat terhadap penurunan kualitas minyak. Secara umum, seluruh parameter kualitas minyak sawit dipengaruhi oleh waktu penggorengan kentang mulai dari 8.0 jam pertama (hari pertama penggorengan). Dari 66 korelasi antar parameter kualitas minyak sawit, terdapat 24 korelasi yang memiliki nilai R2 di atas 0.80, yang berarti korelasi antar 2 parameter bersangkutan cukup kuat. Terdapat 3 korelasi parameter yang bernilai signifikan pada selang kepercayaan 95% yaitu parameter bilangan peroksida dan total komponen polimer, parameter Lovibond merah dan viskositas, serta parameter Lovibond kuning dan viskositas. Pada minyak sawit yang digunakan untuk menggoreng sampel hewani yaitu ayam, terjadi penurunan kualitas minyak berupa peningkatan bilangan peroksida dan total komponen polar sejak digunakan untuk menggoreng dalam rentang waktu 0.1-8.0 jam. Nilai effect size kumulatif dari berbagai rentang waktu penggorengan berbeda-beda akan tetapi seluruhnya menunjukkan pengaruh yang kuat dengan nilai D+ di atas 0.80. Penurunan kualitas minyak terlihat signifikan dari parameter bilangan peroksida dan total komponen polar setelah digunakan untuk menggoreng ayam dalam 8.0 jam pertama (hari pertama penggorengan). Perbandingan antara hasil meta-analisis kualitas minyak yang dipakai menggoreng bahan nabati (kentang) dan bahan hewani (ayam) menunjukkan total komponen polar dalam minyak untuk menggoreng bahan hewani (ayam) lebih signifikan dipengaruhi oleh waktu penggorengan, daripada minyak yang dipakai menggoreng bahan nabati (kentang). Sebaliknya bilangan peroksida dari minyak yang digunakan untuk menggoreng bahan nabati lebih dipengaruhi oleh waktu penggorengan daripada minyak yang dipakai menggoreng bahan hewani. Hal ini menunjukkan bahwa bahan pangan mempengaruhi kualitas minyak sawit selama proses deep fat frying.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFood Science and Technologyid
dc.titleMeta-Analisis: Pengaruh Waktu Proses Penggorengan Makanan (Deep Fat Frying) Terhadap Kualitas Minyak Sawitid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordMinyak sawitid
dc.subject.keywordwaktu penggorenganid
dc.subject.keyworddeep fat fryingid
dc.subject.keywordkualitas minyakid
dc.subject.keywordmeta-analisisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record