dc.description.abstract | Beras Japonica merupakan beras dengan kadar amilosa tergolong rendah yang banyak disukai oleh penduduk Indonesia. Kebiasaan mengunyah yang berbeda menyebabkan tingkat pemecahan partikel makanan yang bervariasi antar individu saat mengonsumsi makanan yang sama dan dapat mempengaruhi kadar glukosa postprandial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan metode makan terhadap kecepatan makan, respon glikemik, dan indeks glikemik nasi Japonica. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan variabel uji kecepatan makan, respon glikemik, dan indeks glikemik. Berdasarkan hasil uji organoleptik, nasi Japonica yang dimasak dengan rice cooker dengan rasio beras:air 1:1.5 (w/v) terpilih sebagai nasi yang paling disukai. Uji indeks glikemik pada penelitian ini mengacu pada metode ISO 26642:2010. Indeks glikemik ditentukan dengan melibatkan 10 subjek. Subjek mengonsumsi 149 g nasi Japonica yang setara dengan 50 g karbohidrat available. Jumlah suapan dan berat nasi per suapan berbeda signifikan antar metode makan menggunakan sumpit dengan sendok dan tangan, namun waktu makan untuk menghabiskan keseluruhan porsi nasi tidak berbeda signifikan antar metode makan. Respon glikemik nasi Japonica yang dikonsumsi dengan sumpit cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok sendok dan tangan. Indeks glikemik nasi Japonica yang dikonsumsi dengan sumpit, sendok, dan tangan dikategorikan tinggi dengan skor IG berturut-turut sebesar 79.3, 92.2, dan 94.1. Hasil uji statistik dengan One Way ANOVA dan uji lanjut Duncan pada taraf signifikansi p<0.05 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara indeks glikemik nasi Japonica yang dikonsumsi dengan sendok, sumpit, dan tangan (p>0.05). | id |