Kajian Peluang Penerapan Produksi Bersih Pada Industri Tempe (Studi Kasus : Rumah Tempe Indonesia, Bogor, Jawa Barat).
Abstract
Kajian peluang penerapan produksi bersih pada industri tempe perlu
dilakukan agar limbah yang tercipta dapat direduksi dan dimanfaatkan pada industri
tempe. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji peluang penerapan produksi bersih
pada industri tempe melalui identifikasi aliran material dan aliran energi, analisis
kelayakan alternatif produksi bersih secara teknis, finansial dan lingkungan serta
menentukan prioritas peluang penerapan penerapan produksi bersih. Metode
penelitian terdiri dari quick scan, identifikasi aliran material dan aliran energi,
analisis alternatif peluang penerapan produksi bersih, analisis kelayakan dari aspek
teknis, finansial ( Pay Back Period dan B/C ratio) dan lingkungan. Pemilihan
prioritas peluang produksi bersih yang akan digunakan dengan Metode
Perbandingan Eksponensial (MPE). Proses pengolahan yang dilakukan di dalam
produksi yaitu proses perendaman, perebusan, pemecahan kedelai, pemisahan kulit
ari dan lembaga, pencucian, pendinginan, peragian dan pengemasan. Skala
produksi pada studi kasus ini sebesar 250 Kg kedelai per hari dan menghasilkan
393,176 Kg Tempe. Hasil dari proses produksi tempe ini menghasilkan limbah cair
sebanyak 3597,5 L dan limbah padat berupa kulit ari dan lembaga sebanyak
142,824 Kg. Alternatif peluang produksi bersih yaitu (1) Good House Keeping (B/C
ratio 1,17 dan PBP 2,02 tahun), (2) penggunaan mesin Huller (B/C ratio 4,01 dan
PBP 1,38 tahun), (3) tepung kulit ari kedelai (B/C ratio 1,67 dan PBP 2,37 bulan),
dan (4) Water Recycle (B/C ratio 4,22 dan PBP 6,28 bulan). Penilaian prioritas
peluang produksi bersih yang akan digunakan dengan MPE menunjukkan bahwa
prioritas pertama yaitu Good House Keeping dengan penggunaan mesin High
Pressure Cleaner.