Rekayasa Produksi Indikator Oksigen sebagai Pendeteksi Kebocoran Kemasan.
View/ Open
Date
2018Author
Muslimah M, Fitri
Warsiki, Endang
Kartika, Ika Amalia
Metadata
Show full item recordAbstract
Penanganan kemasan yang kurang baik dapat mengakibatkan mutu produk
menjadi menurun bahkan rusak. Hal ini akibat kebocoran pada kemasan yang
menyebabkan gas seperti oksigen dapat masuk ke dalam kemasan. Salah satu
upaya untuk mengindikasi adanya kebocoran dalam kemasan adalah dengan
indikator kebocoran. Indikator kebocoran merupakan salah satu jenis kemasan
cerdas yang dapat mengidentifikasi dan menginformasikan keberadaan oksigen
akibat kebocoran kemasan melalui perubahan warna indikator. Indikator
kebocoran dibuat dengan bahan metilen biru sebagai agen pewarna, glukosa
sebagai agen pereduksi dan Ca(OH)2 untuk mempercepat reaksi. Tujuan dari
penelitian ini adalah: (i) memformulasi indikator kebocoran berbahan metilen
biru, glukosa dan Ca(OH)2; (ii) mengkarakterisasi sifat fisik dan kimia indikator
kebocoran; dan (iii) menguji kinerja indikator kebocoran.
Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan hasil terbaik dari jumlah
Ca(OH)2 yang ditambahkan adalah sebesar 7 dan 8 g, rasio mol glukosa terhadap
metilen biru adalah 0.8:1-2.8:1, serta konsentrasi metilen biru adalah sebesar 2%.
Analisis keragaman pada penelitian utama menunjukkan jumlah Ca(OH)2 yang
ditambahkan dan rasio mol glukosa terhadap metilen biru mempengaruhi waktu
reduksi dan kadar air sedangkan waktu sensitivitas hanya dipengaruhi oleh rasio
mol glukosa terhadap metilen biru. Indikator kebocoran terbaik diperoleh dari
perlakuan jumlah Ca(OH)2 sebesar 8 g dan rasio mol glukosa terhadap metilen
biru 1.8:1. Indikator kebocoran tersebut memiliki sifat irreversible dengan waktu
reduksi 72 menit, waktu sensitivitas 31 detik dan kadar air sebesar 10.85% dan
perubahan warna yang terjadi pada indikator yaitu dari putih menjadi ungu.
Selanjutnya, bubuk indikator dicetak ke dalam bentuk tablet. Pengembangan
model kinetika perubahan warna tablet indikator kebocoran mengikuti reaksi orde
nol dan orde satu dengan nilai k yang meningkat seiring peningkatan lama waktu
alir udara. Peningkatan nilai k disebabkan karena banyaknya gas yang kontak
dengan indikator meningkat seiring dengan lamanya waktu alir udara, sehingga
indikator menjadi lebih cepat teroksidasi. Dengan semakin lamanya waktu alir
udara yang diberikan maka waktu indikator mencapai warna ungu konstan juga
semakin singkat. Namun demikian, nilai k yang tinggi pada orde nol
menunjukkan bahwa reaksi orde nol lebih reaktif dibandingan reaksi orde satu.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2276]