Penentuan Kandungan Kimia Minyak Cengkeh dengan Spektroskopi Near Infrared (NIR).
Abstract
Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils adalah komoditi
ekstrak alami dari berbagai jenis tumbuhan. Setidaknya ada 150 jenis minyak atsiri
yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis di antaranya
dapat diproduksi di Indonesia. Minyak cengkeh merupakan salah satu jenis minyak
atsiri yang banyak diproduksi di Indonesia. Penentuan kandungan kimia minyak
cengkeh saat ini umumnya menggunakan metode GC-MS (metode destruktif),
dimana metode ini memerlukan waktu lama dan biaya mahal. Hal ini menyebabkan
proses penjaminan mutu dalam industri perdagangan minyak cengkeh menjadi
tidak efektif dan efisien. Sehingga diperlukan metode pengukuran alternatif yang
lebih efektif dan efisien, salah satunya adalah metode spektroskopi NIRS (Near
Infrared Spectroscopy). Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kandungan
kimia utama (eugenol dan caryophyllene) minyak cengkeh dengan metode Near
Infrared Spectroscopy (NIRS). Penelitian ini menggunakan 33 sampel minyak
cengkeh dari berbagai daerah di Indonesia. Pengujian dilakukan dengan dua metode
yaitu, GC-MS untuk menentukan kandungan kimia dan NIRS untuk pengambilan
spektra. Spektrum yang diambil sebanyak 3 ulangan untuk setiap sampel sehingga
diperoleh 99 data spektrum. Validasi menggunakan sebanyak 33 data dan kalibrasi
menggunakan 66 data. Hasil GC-MS minyak cengkeh diperoleh kandungan
eugenol (C10H12O2) rata-rata 78,32 % dan caryophyllene (C15H24) rata-rata sebesar
19,13%. Data kimia ini digunakan dalam data referensi pengolahan metode Partial
Least Square (PLS). Hasil validasi dan kalibrasi kandungan caryophyllene
spektrum original (tanpa praperlakuan) diperoleh nilai R2 = 0,9044, SEC (%) =
0,5355, SEP (%) = 0,5783, CV (%) = 3,120, RPD = 3,120, dan konsistensi 92,59 %.
Sedangkan pada eugenol diperoleh R2 = 0,9405, SEC (%) = 0,4575, SEP (%) =
0,4737, CV (%) = 0,61, RPD = 4,120, dan konsistensi 96,57 %.