dc.description.abstract | Frond sagu merupakan hasil samping pemanenan batang sagu berupa batang
atas tanaman sagu. Pada penelitian yang digunakan adalah bagian atas batang pucuk
tanpa daun dan pelepah. Batang frond sagu mengandung pati yang relatif rendah
namun serat kasar yang tinggi, dengan potensi selulosa 36.87% yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku adsorben (penyerap). Adsorben memiliki peran
mengikat zat warna melalui mekanisme adsorpsi. Adsorben dari frond sagu terdiri atas
(1) serat kasar dalam bentuk tepung (TFS) pada ukuran lolos ayakan 40 mesh, (2)
selulosa (SFS) hasil ekstraksi dan delignifikasi TFS dan (3) modifikasi turunannya
melalui karboksimetilasi menghasilkan CMC frond sagu (CFS). Kemampuan
pengikatan warna diuji dengan perlakuan waktu kontak, pH cairan warna simulasi, dan
tingkat konsentrasi larutan warna (biru metilen) terhadap efisiensi dan kapasitas
adsorpsi. Waktu kontak TFS, SFS dan CFS berturut-turut 15, 30 dan 60 menit pada
kondisi terbaik untuk keseluruhan pH 8. TFS mencapai efisiensi 92.58% dengan
kapasitas 1.397 mg/g pada konsentrasi 15 ppm, sedangkan SFS dan CFS berturut-turut
97.50% dan 84.38% dengan kapasitas 0.977 mg/g dan 0.846 mg/g pada 10 ppm.
Mekanisme adsorpsi oleh TFS, SFS maupun CFS mengikuti pola isoterm Freundlich
yaitu adsorpsi multilayer yang berlangsung secara fisiosorpsi. Kemampuan adsorpsi
terbaik ditunjukkan oleh SFS dengan efisiensi dan kapasitas adsorpsi tertinggi. | id |