Show simple item record

dc.contributor.advisorJayanegara, Anuraga
dc.contributor.advisorRidwan, Roni
dc.contributor.authorNurfitriani, Rizki Amalia
dc.date.accessioned2018-06-26T04:38:30Z
dc.date.available2018-06-26T04:38:30Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92384
dc.description.abstractsebagai pengganti antibiotik yang digunakan sebagai growth promotors. Indikator perbaikan produktivitas ternak ruminansia dapat dilakukan melalui modifikasi rumen dengan penambahan probiotik. Penambahan probiotik dapat membantu mikroba rumen dalam mendegradasi pakan seperti pakan sumber karbohidrat dan protein. Nutrien lain yang cukup penting tetapi kebutuhan dan penyerapannya belum maksimal adalah mineral. Penyerapan mineral yang diproduksi oleh probiotik diharapkan dapat memperbaiki penyerapan mineral untuk pemenuhan kebutuhan ternak. Mineral diproduksi oleh bakteri probiotik dapat berukuran nano sehingga istilahnya disebut bionanomineral. Ransum dengan formulasi yang baik dapat memperbaiki karaktersitik fermentasi rumen didukung oleh pakan aditif berupa bionanomineral. Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap percobaan yaitu pengujian probiotik dan pengujian bionanomineral. Pengujian probiotik enam formulasi berbeda diantaranya R1 (100% konsentrat), R2 (80% konsentrat+ 20% hijauan), R3 (60% konsentrat + 40% hijauan), R4(40% konsentrat + 60% hijauan), R5 (20% konsentrat + 80% hijauan), dan R6 (100% hijauan), dan enam perlakuan probiotik yang diantaranya T0 (tanpa penambahan probiotik), T1 (Lactobacillus plantarum), T2 (Lactobacillus brevis), T3 (Lactobacillus plantarum + Lactobacillus brevis), T4 (yeast), dan T5 (Lactobacillus plantarum + Lactobacillus brevis + yeast). Penelitian tahap II merupakan pengujian lanjutan dari hasil pengujian tahap I yang terbaik. Penambahan bionanomineral terdiri dari empat faktor diantaranya ransum R1 (70% konentrat + 30% hijauan) dan R2 (30% konsentrat dan 70% hijauan), lokasi L1 (intraseluler), L2 (ekstraseluler), dan L3 (tanpa pemberian), dosis D1 (25 ppm) dan D2 (50 ppm), serta jenis bakteri B1 (TSD 10), B2 (SPCE), B3 (IA2), dan B4 (DR162). Perlakuan diinkubasi secara in vitro pada suhu 39°C dalam 48 jam. Parameter yang dogunakan diantaranya pH, kinetika produksi gas, kecernaan bahan kering (KCBK), kecernaan bahan organik (KCBO), NH3, dan VFA. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan tiga kelompok (ulangan). Hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA dan apabila terdapat perbedaan nyata diuji lanjut menggunakan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian pada tahap I menunjukkan bahwa penambahan probiotik pada ransum berbeda berpengaruh terhadap karakteristik rumen (pH, kinetika produksi gas, kecernaan bahan kering dan bahan organik, NH3, dan VFA) (P<0.05). Kecernaan nutrien merupakan indikator penting dalam karakteristik fermentasi rumen. Kecernaan bahan organik tertinggi terdapat pada penambahan probiotik dengan konsorsium L. plantarum, L. brevis, dan S. cerevisiae. Penambahan konsorsium L. plantarum, L. brevis, dan S. cerevisiae dapat menjaga kestabilan ekosistem rumen sehingga mikroba rumen mampu mendegradasi pakan dengan efektif. L. plantarum dan L. brevis bekerja memproduksi asam laktat pada keadaan tertentu dengan menjaga pH rumen tetap dalam kadar normal. S. 5 cerevisiae bekerja di dalam rumen dengan memanfaatkan oksigen sehingga keadaan rumen menjadi tetap anaerob dan mikroba rumen dapat berkembang dengan baik. Penambahan bionanomineral Se dengan formulasi ransum, dosis, dan lokasi berbeda dapat mempengaruhi karakteristik fermentasi rumen (pH, kinetika produksi gas, kecernaan bahan kering dan bahan organik, dan NH3) (P<0.05), bionanomineral Se yang diproduksi oleh strain bakteri berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap karakteristik fermentasi rumen. Laju pembentukkan gas tertinggi dengan kecernaan organik yang termasuk ke dalam kriteria fermentasi rumen yang baik terdapat pada penambahan bionanomneral dengan dosis 25 ppm dan diberikan secara langsung. Bionanomineral Se yang diberikan secara langsung dengan dosis 25 ppm, memiliki peran sebagai biokatalisator dalam rumen agar proses metabolisme karbohidrat semakin cepat sehingga menunjukkan laju pembentukkan gas tertinggi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal Feedingid
dc.subject.ddcProbioticid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcLIPI-Indonesiaid
dc.titlePENAMBAHAN BIONANOMINERAL TERHADAP PRODUKSI PROBIOTIK DAN KARAKTERISTIK FERMENTASI SECARA IN VITROid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordprobiotikid
dc.subject.keywordbionanomineralid
dc.subject.keywordfermentasi, in vitroid
dc.subject.keywordformulasi ransumid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record