PENAMBAHAN BIONANOMINERAL TERHADAP PRODUKSI PROBIOTIK DAN KARAKTERISTIK FERMENTASI SECARA IN VITRO
View/ Open
Date
2018Author
Nurfitriani, Rizki Amalia
Jayanegara, Anuraga
Ridwan, Roni
Metadata
Show full item recordAbstract
sebagai pengganti antibiotik yang digunakan sebagai growth promotors. Indikator
perbaikan produktivitas ternak ruminansia dapat dilakukan melalui modifikasi
rumen dengan penambahan probiotik. Penambahan probiotik dapat membantu
mikroba rumen dalam mendegradasi pakan seperti pakan sumber karbohidrat dan
protein. Nutrien lain yang cukup penting tetapi kebutuhan dan penyerapannya
belum maksimal adalah mineral. Penyerapan mineral yang diproduksi oleh
probiotik diharapkan dapat memperbaiki penyerapan mineral untuk pemenuhan
kebutuhan ternak. Mineral diproduksi oleh bakteri probiotik dapat berukuran nano
sehingga istilahnya disebut bionanomineral. Ransum dengan formulasi yang baik
dapat memperbaiki karaktersitik fermentasi rumen didukung oleh pakan aditif
berupa bionanomineral. Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap percobaan yaitu
pengujian probiotik dan pengujian bionanomineral. Pengujian probiotik enam
formulasi berbeda diantaranya R1 (100% konsentrat), R2 (80% konsentrat+ 20%
hijauan), R3 (60% konsentrat + 40% hijauan), R4(40% konsentrat + 60%
hijauan), R5 (20% konsentrat + 80% hijauan), dan R6 (100% hijauan), dan enam
perlakuan probiotik yang diantaranya T0 (tanpa penambahan probiotik), T1
(Lactobacillus plantarum), T2 (Lactobacillus brevis), T3 (Lactobacillus
plantarum + Lactobacillus brevis), T4 (yeast), dan T5 (Lactobacillus plantarum +
Lactobacillus brevis + yeast). Penelitian tahap II merupakan pengujian lanjutan
dari hasil pengujian tahap I yang terbaik. Penambahan bionanomineral terdiri dari
empat faktor diantaranya ransum R1 (70% konentrat + 30% hijauan) dan R2 (30%
konsentrat dan 70% hijauan), lokasi L1 (intraseluler), L2 (ekstraseluler), dan L3
(tanpa pemberian), dosis D1 (25 ppm) dan D2 (50 ppm), serta jenis bakteri B1
(TSD 10), B2 (SPCE), B3 (IA2), dan B4 (DR162).
Perlakuan diinkubasi secara in vitro pada suhu 39°C dalam 48 jam.
Parameter yang dogunakan diantaranya pH, kinetika produksi gas, kecernaan
bahan kering (KCBK), kecernaan bahan organik (KCBO), NH3, dan VFA.
Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan
tiga kelompok (ulangan). Hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA dan
apabila terdapat perbedaan nyata diuji lanjut menggunakan uji lanjut Duncan.
Hasil penelitian pada tahap I menunjukkan bahwa penambahan probiotik pada
ransum berbeda berpengaruh terhadap karakteristik rumen (pH, kinetika produksi
gas, kecernaan bahan kering dan bahan organik, NH3, dan VFA) (P<0.05).
Kecernaan nutrien merupakan indikator penting dalam karakteristik fermentasi
rumen. Kecernaan bahan organik tertinggi terdapat pada penambahan probiotik
dengan konsorsium L. plantarum, L. brevis, dan S. cerevisiae. Penambahan
konsorsium L. plantarum, L. brevis, dan S. cerevisiae dapat menjaga kestabilan
ekosistem rumen sehingga mikroba rumen mampu mendegradasi pakan dengan
efektif. L. plantarum dan L. brevis bekerja memproduksi asam laktat pada
keadaan tertentu dengan menjaga pH rumen tetap dalam kadar normal. S.
5
cerevisiae bekerja di dalam rumen dengan memanfaatkan oksigen sehingga
keadaan rumen menjadi tetap anaerob dan mikroba rumen dapat berkembang
dengan baik. Penambahan bionanomineral Se dengan formulasi ransum, dosis,
dan lokasi berbeda dapat mempengaruhi karakteristik fermentasi rumen (pH,
kinetika produksi gas, kecernaan bahan kering dan bahan organik, dan NH3)
(P<0.05), bionanomineral Se yang diproduksi oleh strain bakteri berbeda tidak
memberikan pengaruh terhadap karakteristik fermentasi rumen. Laju
pembentukkan gas tertinggi dengan kecernaan organik yang termasuk ke dalam
kriteria fermentasi rumen yang baik terdapat pada penambahan bionanomneral
dengan dosis 25 ppm dan diberikan secara langsung. Bionanomineral Se yang
diberikan secara langsung dengan dosis 25 ppm, memiliki peran sebagai
biokatalisator dalam rumen agar proses metabolisme karbohidrat semakin cepat
sehingga menunjukkan laju pembentukkan gas tertinggi.
Collections
- MT - Animal Science [1203]