Analisis Nilai Tambah Dan Kinerja Rantai Pasok Kulit Samak
Abstract
Industri penyamakan kulit di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, namun kebijakan pemerintah serta persaingan pasar produk kulit samak menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara supply dan demand. Hal ini mengakibatkan timbulnya risiko dan memengaruhi kinerja rantai pasok kulit samak. Tujuan penelitian ini adalah mengukur nilai tambah pada aktivitas yang terjadi di setiap anggota rantai pasok serta menganalisis kondisi dan kinerja rantai pasok kulit samak. Pengukuran nilai tambah dilakukan dengan menggunakan metode Hayami dan pengukuran kinerja dilakukan dengan metode SCOR-AHP. Hasil analisis nilai tambah menunjukkan bahwa anggota rantai pasok dengan nilai tambah tertinggi terdapat pada industri penyamakan kulit, sedangkan anggota rantai pasok dengan nilai tambah paling kecil terdapat pada pengepul. Analisis kinerja rantai pasok dengan metode SCOR-AHP menunjukkan hasil kinerja setiap anggota rantai pasok. Rumah potong hewan memiliki nilai kinerja 94,93% dengan kriteria baik (Above Average), pengepul dan industri penyamakan kulit memiliki kriteria sedang (Average) dengan nilai kinerja 84,21% dan 85,60%, sedangkan pengrajin kulit samak memiliki nilai kinerja 74,99% dengan kriteria kurang (Below Average).