dc.description.abstract | Kualitas silase yang dihasilkan bergantung pada jenis hijauan, silo dan teknik
pemadatan yang digunakan dalam pembuatan silase. Tujuan penelitian ini adalah
untuk membandingkan kualitas silase ransum komplit berdasarkan seluruh tanaman
jagung (jabon) yang dibuat dengan menggunakan berbagai jenis silo dan teknik
pemadatan. Percobaan terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diuji
dalam percobaan ini adalah silo wadah plastik (drum) dengan pemadatan manual
(P1), silo kantong plastik dengan pemadatan vacuum (P2) dan silo kantong plastik
dengan pemadatan manual (P3). Variabel yang diamati dalam percobaan ini adalah
karakteristik fisik (bau, tekstur, warna, pembusukan), karakteristik fermentatif (pH,
DM, VFA, degradasi DM, CP, NH3, degradasi CP, WSC dan nilai fleigh), dan
karakteristik utilitas (in vitro fermentasi rumen dan kecernaan). Percobaan
menggunakan rancangan acak lengkap (CRD) untuk mengamati karakteristik fisik
dan fermentatif dari silase, sementara rancangan acak kelompok (RBD) untuk
karakteristik utilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisik silase
tidak dipengaruhi perlakuan kecuali pembusukan. Pembusukan pada P3 (0.46%)
lebih tinggi dibandingkan dengan P1 (0.03%) dan P2 (0.1%). Karakteristik
fermentatif tidak dipengaruhi oleh perlakuan kecuali nilai residu WSC dan VFA.
Karakteristik fermentasi silase menunjukkan bahwa silase yang dihasilkan
berkualitas baik meskipun degradasi proteinnya cukup tinggi. Karakteristik utilitas
silase juga tidak berbeda nyata antara perlakuan. Silase yang dihasilkan
dikategorikan sebagai bahan makanan yang dapat difermentasi namun cukup
mudah dicerna (53-64%). Disimpulkan bahwa jenis silo dan pemadatan yang diuji
dalam percobaan ini menghasilkan silase ransum komplit berbahan dasar tanaman
jagung yang baik. Disarankan kepada petani untuk memilih jenis silo dan teknik
pemadatan sesuai kebutuhan dan kondisi. | id |