Pemanfaatan Koro Pedang (Canavalia ensiformis) sebagai Substitusi Bungkil Kedelai dalam Ransum Ayam Pedaging
View/ Open
Date
2017Author
Jayanti, Anggun Marsiz
Sudarman, Asep
Mutia, Rita
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu bahan baku dominan dalam penyusunan ransum ayam pedaging
yaitu bungkil kedelai sebagai sumber protein nabati yang bernilai tinggi. Namun
dalam pemenuhannya, perusahaan pakan ternak di Indonesia masih harus
mengimpor 100% bungkil kedelai. Salah satu bahan baku pakan lokal yang dapat
digunakan sebagai sumber protein nabati alternatif yaitu kacang koro pedang
(Canavalia ensiformis). Tepung kacang koro pedang (TKK) memiliki kandungan
protein yang cukup tinggi (28.02%) dan diharapkan mampu menggantikan protein
bungkil kedelai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi
level terbaik substitusi protein kacang koro pedang terhadap protein bungkil
kedelai pada performa, produksi karkas dan potongan komersial, organ dalam,
organ imunitas dan profil darah ayam pedaging umur 35 hari.
Penelitian pertama dilakukan untuk mengetahui potensi nutrien yang
dimiliki kacang koro pedang. Serangkaian analisis kandungan nutrien yang
dilakukan antara lain kandungan protein kasar, serat kasar dan lemak kasar. Selain
itu, dilakukan juga perhitungan skor asam amino tepung koro pedang berdasarkan
kandungan asam aminonya.
Penelitian kedua dilakukan untuk menguji level terbaik substitusi protein
bungkil kedelai oleh protein tepung kacang koro pada ransum ayam. Penelitian ini
menggunakan 200 ekor ayam jantan strain Cobb dan dipelihara selama 21 hari.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan
lima ulangan, setiap ulangan terdiri atas sepuluh ekor ayam. Perlakuan yang
diberikan antara lain KK0 (ransum kontrol, tanpa tepung kacang koro), KK25
(substitusi 25% protein bungkil kedelai oleh protein tepung kacang koro), KK50
(substitusi 50% protein bungkil kedelai oleh protein tepung kacang koro) dan
KK75 (substitusi 75% protein bungkil kedelai oleh protein tepung kacang koro).
Peubah yang diamati adalah performa ayam yang meliputi konsumsi ransum,
konsumsi protein, bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, konversi ransum
dan mortalitas.
Penelitian ketiga dilakukan untuk mengevaluasi substitusi protein bungkil
kedelai oleh protein tepung kacang koro pada level 0% dan 50% dalam ransum
terhadap performa, produksi karkas dan organ dalam, organ komersial, organ
imunitas dan profil darah ayam pedaging umur 35 hari. Penelitian ini
menggunakan 200 ekor ayam pedaging strain Lohmann MB 202 Platinum (mixedsex)
dan dipelihara selama lima minggu, yang terdiri dari tiga minggu fase starter
(0-3 minggu) dan dua minggu fase finisher (3-5 minggu). Penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan lima ulangan,
setiap ulangan menggunakan sepuluh ekor ayam pedaging. Perlakuan yang
diberikan antara lain KK0-0 (ransum kontrol: tidak diberikan tepung koro pada fase
starter dan finisher), KK50-0 (starter 50% tepung kacang koro+finisher 0% tepung
kacang koro), KK50-50 (starter 50% tepung kacang koro+finisher 50% tepung
kacang koro), KK0-50 (starter 0% tepung kacang koro+finisher 50% tepung
kacang koro). Variabel yang diukur meliputi performa (konsumsi ransum dan
protein, bobot badan akhir, pertambahan bobot badan dan konversi ransum),
produksi karkas dan potongan komersial (sayap, paha atas, paha bawah, dada dan
punggung), bobot organ dalam (hati, jantung, rempela, pankreas, empedu dan
ginjal) dan organ imunitas (limpa, timus dan bursa fabricius).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung kacang koro memiliki
kandungan nutrient yang cukup tinggi yaitu protein kasar 28.02%, lemak kasar
2.57% dan serat kasar 1.84%. Tepung kacang koro memiliki asam amino yang
juga dimiliki oleh bungkil kedelai. Skor asam amino tepung kacang koro sebesar
0.21, nilai ini lebih rendah dibandingkan dengan skor asam amino bungkil kedelai
sehingga substitusi bungkil kedelai oleh tepung kacang koro tidak dapat dilakukan
100%. Hal yang yang dapat dilakukan yaitu substitusi berdasarkan proporsi
kandungan protein kasar bungkil kedelai dan tepung kacang koro.
Hasil pengujian level terbaik substitusi protein bungkil kedelai oleh protein
tepung kacang koro terhadap performa ayam, yaitu level 50%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peforma ayam yang meliputi konsumsi ransum, konsumsi
protein, bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan
mortalitas ayam pada perlakuan KK50 memiliki hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung kacang koro
(TKK) pada taraf 50% dalam ransum tidak mempengaruhi performa, produksi
karkas dan potongan komersial, bobot organ dalam dan organ imunitas serta profil
darah ayam pedaging umur 35 hari.
Kesimpulan penelitian ini adalah protein tepung kacang koro dapat
menggantikan protein bungkil kedelai hingga taraf 50% dalam ransum ayam
pedaging yang dipelihara selama 35 hari tanpa menggangu penampilan, produksi
karkas dan potongan komersial, bobot organ dalam dan organ imunitas serta profil
darah.
Collections
- MT - Animal Science [1148]