dc.description.abstract | Kinerja rantai pasok suatu bahan sangat penting untuk diukur guna mengetahui performa masing-masing anggota dalam rantai pasok tersebut. Rantai pasok kedelai dapat dikatakan cukup panjang dan anggota yang dilibatkan terlalu banyak sehingga kinerjanya menjadi kurang maksimal. Untuk itu, suatu model rantai pasok kedelai yang baru dan lebih efisien diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini menerapkan analisis kinerja berdasarkan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) dan pemilihan model rantai pasok terbaik berdasarkan metode Analisis Hierarki Pakar (AHP). Banyaknya anggota rantai pasok menyebabkan harga kedelai menjadi mahal bahkan sebelum sampai pada pengrajin tempe. Harga ini dipatok berbeda-beda oleh masing-masing penyalur kedelai baik itu Kopti, pengumpul, pedagang besar ataupun pedagang biasa. Keberagaman penyalur ini harus diseragamkan untuk memotong rantai pasok yang sudah ada menjadi lebih pendek dan efisien. Secara keseluruhan, nilai kinerja rantai pasok kedelai di Bogor masih tergolong rendah. Perhitungan AHP menunjukkan inkonsistensi sebesar 0.09 yang artinya masih termasuk dalam rentang penerimaan. Terdapat empat model baru rantai pasok kedelai yang dirancang untuk menggantikan rantai pasok kedelai yang sudah ada. Dari keempat model tersebut akan dipilih satu model rantai pasok yang paling efisien berdasarkan lima kriteria yakni waktu, kualitas, fleksibilitas, pengiriman, dan biaya. Model rantai pasok yang efisien menurut pendapat pakar akan mampu menjaga kestabilan harga kedelai. Model terpilih tersebut yakni model A dengan aliran kedelai dari petani langsung ke Kopti kemudian ke pengrajin tempe. | id |