dc.description.abstract | Jawa Barat merupakan salah satu provinsi sentra peternakan sapi perah di
Indonesia dengan jumlah populasi terbesar ke tiga setelah Provinsi Jawa Timur dan
Jawa Tengah. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh perubahan kondisi
lingkungan mikro terhadap respon fisiologis sapi perah yang dipelihara di dataran
tinggi. Beberapa kabupaten sentra pengembangan sapi perah di Jawa Barat
diantaranya adalah Kabupaten Bandung Barat (Kecamatan Lembang), Bandung
Selatan (Kecamatan Pangalengan), dan Garut (Kecamatan Bayongbong).
Pemilihan lokasi berdasarkan ketinggian tempat sesuai dengan persyaratan lokasi
pengelolaan sapi perah yang berhubungan dengan mikroklimat. Pengukuran
lingkungan mikro meliputi suhu lingkungan, kelembaban, instensitas cahaya
matahari (lux,) dan Temperature Humidity Index (THI). Pengukuran respon
fisiologis meliputi denyut jantung, frekuensi nafas, suhu rektal, suhu permukaan
kulit, dan suhu tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi penelitian
(dataran tinggi) mempengaruhi kondisi lingkungan mikro kandang yang
berhubungan terhadap respon fisiologis ternak. Rata-rata nilai THI di Lembang dan
Pengalegan masing-masing < 72, hal ini menunjukkan sapi dalam keadaan nyaman.
Nilai THI Bayongbong >72, hal ini menujukkan sapi mengalami stres ringan.
Secara umum puncak tertinggi respon fisiologis dari setiap lokasi terjadi pada siang
hari ketika suhu meningkat dan kelembaban relatif menurun. | id |