Show simple item record

dc.contributor.advisorZairin, Junior Muhammad
dc.contributor.advisorAlimuddin
dc.contributor.authorAgusnandi, Fendy
dc.date.accessioned2017-05-31T03:08:43Z
dc.date.available2017-05-31T03:08:43Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85702
dc.description.abstractIkan nila merupakan salah satu komoditas penting dalam budidaya ikan air tawar karena memiliki permintaan pasar dan nilai ekonomis yang tinggi. Penelitian ini bertujuan menguji keberhasilan pemijahan buatan pada induk ikan nila dengan penyuntikan kombinasi ovaprim dan hormon oksitosin pada dosis berbeda. Penelitian ini menggunakan metode pemijahan secara buatan dengan perbandingan induk jantan dan betina 1:1. Induksi ovulasi dilakukan dengan penyuntikan ovaprim yang dikombinasikan dengan hormon oksitosin, dan pembuatan dilakukan secara buatan.Volume total hormon yang digunakan sebesar 0,4 mL/kg. Penyuntikan dilakukan dua kali; 30% dosis pada penyuntikan pertama, dan sisanya pada penyuntikan kedua. Metode penyuntikan dilakukan secara intramuskuler. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari lima perlakuan dengan lima ulangan. Perlakuan P0 atau kontrol (100% Ovaprim + 0% Oksitosin), P1 (75% Ovaprim + 25% Oksitosin), P2 (50% Ovaprim + 50% Oksitosin), P3 (25% Ovaprim + 75% Oksitosin), dan P4 (0% Ovaprim + 100% Oksitosin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat ovulasi tertinggi diperoleh pada perlakuan P1 dan P2 sebesar 80%, sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan P4 sebesar 20%. Jumlah telur yang diovulasikan tertinggi diperoleh pada perlakuan P2 sebesar 546 ± 69 butir telur, dan nilai terendah diperoleh pada perlakuan P4 sebesar 210 ± 22 butir telur (p<0,05). Derajat pembuahan tertinggi (p<0,05) diperoleh pada perlakuan P2 sebesar 92,60 ± 3,97%, sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan P4 sebesar 29,00 ± 3,53%. Nilai derajat penetasan telur hanya terdapat pada perlakuan P2 sebesar 95,5%, sedangkan pada perlakuan lainnya bernilai 0% karena tidak terjadi penetasan. Nilai tingkat kelangsungan hidup larva hanya terdapat pada perlakuan P2 sebesar 100%, sedangkan pada perlakuan lainnya bernilai 0%. Dengan demikian, perlakuan P2 (Ovaprim 50% + Oksitosin 50%) memberikan hasil terbaik berdasarkan nilai derajat ovulasi, jumlah telur yang diovulasikan, derajat pembuahan, derajat penetasan, dan tingkat kelangsungan hidup larva.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcTilapiaid
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titlePemijahan Buatan pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Penyuntikan Ovaprim dan Hormon Oksitosinid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordOksitosinid
dc.subject.keywordOreochromis niloticusid
dc.subject.keywordOvaprimid
dc.subject.keywordPemijahan buatanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record