dc.description.abstract | Garam (NaCl) merupakan bahan yang umum dalam proses pengawetan kulit. NaCl yang tercuci menyebabkan pencemaran pada lingkungan karena akan meningkatkan Total Dissolved Solids (TDS) sehingga diperlukan alternatif bahan pengawet kulit lain. Penelitian ini bertujuan memilih ekstrak daun kersen, daun kelor, daun belimbing wuluh dan daun lamtoro dengan aktivitas antibakteri terbaik; mengetahui pengaruh ekstrak terbaik dalam proses pengawetan kulit; dan menentukan perlakuan terbaik. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode uji fitokimia, zona hambat, konsentrasi hambat minimal (KHM), dan konsentrasi bunuh minimal (KBM). Ekstrak daun lamtoro menunjukkan nilai zona hambat, KHM, dan KBM yang paling baik terhadap Eschericia coli, Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis. Penerapan ekstrak daun lamtoro pada pengawetan dirancang menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan faktor konsentrasi ekstrak daun lamtoro (2%, 7%, dan 12%) dan konsentrasi NaCl (5%, 10%, dan 15%). Konsentrasi ekstrak daun lamtoro 7% dan NaCl 10% menunjukkan hasil relatif baik yang ditunjukkan dengan menurunnya kadar air kulit menjadi 43.5%, nilai total nitrogen mengalami peningkatan sebesar 2.3%, nilai TPC menurun sebanyak 56x104 selama 14 hari penyimpanan. | id |