| dc.description.abstract | Bawang merah sebagai komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi diketahui sebagai bahan segar yang cepat mengalami penurunan mutu secara fisik maupun kimia. Teknik penanganan pascapanen yang tepat dibutuhkan agar mutu bawang merah tetap terjaga hingga ke tangan konsumen. Teknik pendinginan merupakan teknik yang sesuai untuk diaplikasikan dalam penyimpanan bawang merah. Salah satu cara penyimpanan yang dapat mempertahankan mutu bawang merah adalah dengan penyimpanan suhu rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa suhu penyimpanan yang optimum terhadap perubahan mutu bawang merah serta mengetahui respon varietas bawang merah pada suhu rendah selama penyimpanan.
Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (split plot) yang terdiri dari: Suhu Penyimpanan (S) sebagai petak utama yang terdiri (suhu 0 °C, 5 oC ) dengan RH 65-70% dan suhu ruang (25-32°C) RH ruang (52-88%). Varietas sebagai anak petak yang terdiri dari bawang merah varietas: (V1) Bima Brebes, (V2) Tajuk, dan (V3) Bali Karet. Parameter yang diamati adalah kadar air, susut bobot, kekerasan, kerusakan dan kandungan sulfur/volatile reducing substance (VRS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan suhu dan varietas memberikan pengaruh terhadap kadar air, susut bobot, kekerasan, kerusakkan dan nilai sulfur/volatile reducing substance (VRS). Perlakuan atau kondisi penyimpanan dengan suhu 0 oC merupakan suhu terbaik yang dapat mempertahankan kualitas/mutu bawang merah hingga akhir penyimpanan dengan susut bobot 9.77%, 11.61% dan 10.16%, kekerasan 4.45 kgf, kerusakan 0% pada semua varietas dan nilai sulfur 0.43%. Varietas Bima Brebes menghasilkan nilai mutu terendah dengan kerusakan sebesar 35.81%. Susut bobot tertinggi pada suhu 5 oC sebesar 22.3% dan suhu ruang sebesar 37.22%. | id |