Show simple item record

dc.contributor.advisorPriyanto, Rudy
dc.contributor.advisorNuraini, Henny
dc.contributor.authorRiffiandi, Neko
dc.date.accessioned2016-08-30T04:42:26Z
dc.date.available2016-08-30T04:42:26Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81442
dc.description.abstractMenjaga dan melestarikan keragaman ternak lokal asli Indonesia sangat penting dilakukan untuk mempertahankan sifat khas yang dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang. Salah satu cara penentuan keragaman fenotipik sapi lokal Indonesia adalah dengan pengamatan terhadap pertumbuhan ukuran tubuh atau morfometrik. Pengukuran bobot tubuh ternak penting untuk dilakukan, karena bobot tubuh merupakan indikator penting dalam produktivitas ternak serta sangat erat kaitannya dengan produksi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan kerangka tubuh pada sapi Pesisir dan sapi Peranakan Ongole berdasarkan morfometrik dengan metode pencitraan digital dan pendugaan bobot hidup sapi Pesisir dan sapi Peranakan Ongole berdasarkan luas permukaan tubuh dengan dua variabel penduga yaitu luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan luas permukaan tubuh belakang (LPTB) dengan metode pencitraan digital. Penelitian ini menggunakan sapi Peranakan Ongole (PO) dan sapi Pesisir betina masing-masing berjumlah total 40 dan 50 ekor. Gambar yang digunakan untuk pengukuran morfometrik dan gambar luas permukaan tubuh sapi untuk pendugaan bobot hidup sapi diperoleh dengan melakukan pemotretan menggunakan kamera digital pada tubuh ternak dari bagian samping serta belakang kemudian dihitung menggunakan software corel draw dan autocad. Analisis karakteristik morfometrik tubuh sapi Pesisir dan Sapi Peranakan Ongole dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial dengan dua faktor perlakuan yang berbeda yaitu bangsa dan tingkatan kelompok umur. Untuk melakukan analisis pendugaan bobot hidup sapi berdasarkan luas permukan tubuh dilakukan menggunakan regresi linear berganda. Hasil Penelitian ini menunjukkan Sapi Pesisir dengan kerangka tubuh kecil memiliki pertumbuhan lebih lambat dibandingkan sapi PO dengan kerangka tubuh besar. Luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan luas permukaan tubuh belakang (LPTB) memiliki hubungan 70.57% terhadap bobot hidup sapi Peranakan Ongole dan 40.96% terhadap bobot hidup sapi Pesisir. Hasil persamaan regresi menunjukkan nilai standar eror 51.63 kg pada sapi Peranakan Ongole dan 25.54 kg pada sapi Pesisir. Oleh sebab itu, pendugaan bobot hidup berdasarkan luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan luas permukaan tubuh belakang (LPTB) tidak dapat digunakan sebagai indikator bobot hidup karena tingkat akurasi rendah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricutural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal husbandryid
dc.subject.ddcSheepid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcPadang-Sumatera Baratid
dc.titlePerkembangan Kerangka Tubuh Serta Pendugaan Bobot Hidup Sapi Pesisir Dan Peranakan Ongole Betina Dengan Pencitraan Digital.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordsapi Pesisirid
dc.subject.keywordsapi Peranakan Ongoleid
dc.subject.keywordpencitraan digitalid
dc.subject.keywordpertumbuhan ternakid
dc.subject.keywordpendugaan bobot hidupid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record