Perkembangan Kerangka Tubuh Serta Pendugaan Bobot Hidup Sapi Pesisir Dan Peranakan Ongole Betina Dengan Pencitraan Digital.
View/ Open
Date
2016Author
Riffiandi, Neko
Priyanto, Rudy
Nuraini, Henny
Metadata
Show full item recordAbstract
Menjaga dan melestarikan keragaman ternak lokal asli Indonesia sangat
penting dilakukan untuk mempertahankan sifat khas yang dapat dimanfaatkan
pada masa yang akan datang. Salah satu cara penentuan keragaman fenotipik sapi
lokal Indonesia adalah dengan pengamatan terhadap pertumbuhan ukuran tubuh
atau morfometrik. Pengukuran bobot tubuh ternak penting untuk dilakukan,
karena bobot tubuh merupakan indikator penting dalam produktivitas ternak serta
sangat erat kaitannya dengan produksi ternak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan kerangka
tubuh pada sapi Pesisir dan sapi Peranakan Ongole berdasarkan morfometrik
dengan metode pencitraan digital dan pendugaan bobot hidup sapi Pesisir dan sapi
Peranakan Ongole berdasarkan luas permukaan tubuh dengan dua variabel
penduga yaitu luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan luas permukaan tubuh
belakang (LPTB) dengan metode pencitraan digital.
Penelitian ini menggunakan sapi Peranakan Ongole (PO) dan sapi Pesisir
betina masing-masing berjumlah total 40 dan 50 ekor. Gambar yang digunakan
untuk pengukuran morfometrik dan gambar luas permukaan tubuh sapi untuk
pendugaan bobot hidup sapi diperoleh dengan melakukan pemotretan
menggunakan kamera digital pada tubuh ternak dari bagian samping serta
belakang kemudian dihitung menggunakan software corel draw dan autocad.
Analisis karakteristik morfometrik tubuh sapi Pesisir dan Sapi Peranakan Ongole
dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial dengan
dua faktor perlakuan yang berbeda yaitu bangsa dan tingkatan kelompok umur.
Untuk melakukan analisis pendugaan bobot hidup sapi berdasarkan luas permukan
tubuh dilakukan menggunakan regresi linear berganda.
Hasil Penelitian ini menunjukkan Sapi Pesisir dengan kerangka tubuh kecil
memiliki pertumbuhan lebih lambat dibandingkan sapi PO dengan kerangka tubuh
besar. Luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan luas permukaan tubuh
belakang (LPTB) memiliki hubungan 70.57% terhadap bobot hidup sapi
Peranakan Ongole dan 40.96% terhadap bobot hidup sapi Pesisir. Hasil persamaan
regresi menunjukkan nilai standar eror 51.63 kg pada sapi Peranakan Ongole dan
25.54 kg pada sapi Pesisir. Oleh sebab itu, pendugaan bobot hidup berdasarkan
luas permukaan tubuh samping (LPTS) dan luas permukaan tubuh belakang
(LPTB) tidak dapat digunakan sebagai indikator bobot hidup karena tingkat
akurasi rendah.
Collections
- MT - Animal Science [1142]