dc.description.abstract | Listeria (L.) monocytogenes merupakan bakteri patogen yang dapat
menyebabkan bahaya serius bagi manusia. L. monocytogenes dapat menyebabkan
komplikasi meningitis. Pangan jajanan anak sekolah sebagai salah satu pangan
siap saji memiliki risiko bahaya L. monocytogenes yang tinggi terutama bila
dikonsumsi oleh anak sekolah dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan metode deteksi L. monocytogenes pada jajanan pempek
menggunakan rt-PCR. Isolasi DNA L. monocytogenes dilakukan dengan
membandingkan tiga metode ekstraksi yaitu: fenol:kloroform, pemanasan, dan kit
komersial (QIAamp DNA Blood Mini Kit). Isolat DNA L. monocytogenes
diamplifikasi menggunakan PCR dengan dua variabel primer yaitu LIM 2 dan
LIMRE untuk deteksi gen iap, dan primer DG69 dan DG74 untuk deteksi gen
hlyA. Pengujian dengan rt-PCR diawali dengan denaturasi awal pada 94 °C
selama 5 menit diikuti dengan 30 siklus yang terdiri dari 45 detik denaturasi pada
94 °C, 45 detik annealing pada 55 °C, 45 detik ekstensi pada 72 °C dan ekstensi
akhir pada 72 °C selama 7 menit. Kemudian dilanjutkan dengan program melting
dengan transisi suhu 72-94 °C dan laju 0.5 °C/detik.
Metode fenol:kloroform menunjukkan ekstraksi DNA terbaik yang lebih
murni. Primer DG69/DG74 lebih spesifik dibandingkan dengan primer
LIM 2/LIMRE. Kondisi running yang digunakan menghasilkan kurva amplifikasi
spesifik sampai siklus ke-27. Deteksi DNA dari kultur murni L. monocytogenes
menghasilkan persamaan kurva standar CT = 37.9-3.11 C dengan nilai r sebesar
-0.990 dan limit deteksi (LOD) 3.2 x 103 CFU/mL. Deteksi DNA pada sampel
pempek menghasilkan persamaan kurva standar CT = 41.03-3.69 C dengan nilai r
sebesar -0.997 dan limit deteksi (LOD) 6.3 x 103 CFU/g. Primer DG69 dan DG74
dapat dipertimbangkan sebagai metode spesifik dan sensitif yang dapat diandalkan
untuk mendeteksi L. monocytogenes pada jajanan pempek. | id |