Show simple item record

dc.contributor.advisorFauzi, Anas Miftah
dc.contributor.authorPrastyo, Krisna Cahyo
dc.date.accessioned2014-12-31T02:58:01Z
dc.date.available2014-12-31T02:58:01Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72826
dc.description.abstractProduksi komoditas hortikultura di wilayah Sukabumi pada tahun 2011 untuk kol, sawi putih, cabai keriting, cabai merah besar, cabai rawit dan tomat masing-masing sebesar 1.990 ton, 23.098 ton, 6.400 ton, 7.679 ton, 3.542 ton dan 13.451 ton, dengan tujuan pengiriman sebagian besar ke wilayah DKI Jakarta. Proses produksi dalam industri hortikultura di sepanjang rantai logistiknya berpotensi menghasilkan limbah dan penumpukan sampah organik. Komposisi dan karakteristik sampah di wilayah DKI Jakarta pada tahun 2011 terdiri dari 55,37% sampah organik dan 44,63% sampah non organik. Rantai logistik industri hortikultura melibatkan petani, pedagang pasar, packing house dan supermarket. Tujuan penelitian adalah menganalisis potensi terbentuknya limbah pada rantai logistik industri hortikultura dan menentukan strategi penerapan produksi bersih terbaik untuk meminimalkan terbentuknya limbah industri hortikultura dari Sukabumi ke Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quick scan pada aliran rantai logistik dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh packing house memberikan nilai tambah untuk tomat, cabai keriting, cabai merah besar dan cabai rawit masing-masing sebesar 56,3%, 56,1%, 53,7% dan 47,2%. Alternatif strategi produksi bersih yang diusulkan antara lain penerapan Good Agricultural Practices (GAP), penyediaan sarana dan prasarana untuk implementasi produksi bersih, penerapan produksi berbasis permintaan, pemanfaatan limbah (sampah sayuran) untuk produk yang memiliki nilai tambah dan penerapan sistem packing house. Packing house dapat meminimalkan sampah sayuran tomat, cabai merah besar, cabai keriting dan cabai rawit di tingkat konsumen (supermarket). Hasil Analytical Hierarchy Process menunjukkan bahwa faktor terpenting untuk minimisasi terbentuknya sampah produk hortikultura (sayuran) melalui penerapan produksi bersih dalam rantai logistik industri hortikultura adalah faktor lingkungan dengan petani sebagai aktor terpenting di dalamnya dan pilihan alternatif penerapan produksi bersih terpilih adalah dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk implementasi produksi bersih.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAgroinduustrial Technologyen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcSukabumi-Jawa Baraten
dc.titleAnalisis Strategi Implementasi Produksi Bersih pada Rantai Logistik Industri Hortikultura (Studi Kasus Wilayah Sukabumi-Jakarta)en
dc.subject.keywordAnalytical Hierarchy Process (AHP)en
dc.subject.keywordindustri hortikulturaen
dc.subject.keywordproduksi bersihen
dc.subject.keywordrantai logistiken
dc.subject.keywordsampah sayuranen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record