Show simple item record

dc.contributor.advisorNahrowi
dc.contributor.advisorHermana, Widya
dc.contributor.authorPurnama, Tony Panji
dc.date.accessioned2013-06-28T06:42:43Z
dc.date.available2013-06-28T06:42:43Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64374
dc.description.abstractProtein requirement for growth period of New Zealand White (NZW) cross breed in tropic climate condition was studied. Twelve male and female rabbits on growth period were given randomly to one of three diet treatments a.e. P1: diet containing 12% crude protein; P2: diet containing 14% crude protein; P3: diet containing 16% crude protein. Data of feed intake, daily gain and feed convertion ratio from a factorial design were analysed of variance, and if there were significant treatment, the result were tested by contras orthogonal and Duncan test. Parameters of water consumption and rate of estrus were explained by descriptive analyses. There are interaction between sex and crude protein level for feed consumption which the highest consumption were in female rabbit which fed contain 14% and 16% crude protein level. Rabbit which fed containing 16% of crude protein level also have highest in daily gain. The highest feed conversion rate (P<0.05) were in rabbit which fed contain 14% crude protein level. The best estrus rate were in female rabbit which fed containing 16% of crude protein level. It is concluded that growing period rabbits need 16% crude protein in their diet.en
dc.description.abstractStudi kebutuhan protein untuk kelinci persilangan New Zealand White (NZW) pada masa pertumbuhan yang dikembangkan di daerah tropis telah dipelajari. Sebanyak 12 ekor kelinci jantan dan betina diberikan satu dari tiga macam perlakuan pakan secara acak, yaitu P1: level protein pakan 12%; P2: level protein pakan 14%; dan P3: level protein pakan 16% dengan menggunakan desain rancangan acak kelompok faktorial pola 2×3. Data konsumsi pakan harian, pertambahan bobot badan harian (PBBH), dan konversi pakan diuji sidik ragam, jika terdapat perbedaan maka diuji lanjut dengan metode kontras ortogonal dan uji Duncan. Data konsumsi air minum harian dan kejadian estrus dijelaskan secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai konsumsi pakan hasil interaksi level protein dengan jenis kelamin yang tertinggi terdapat pada kelinci betina yang diberi pakan P2 dan P3. Kelinci yang diberi pakan P3 memiliki nilai PBBH yang tertinggi (P<0.01). Nilai konversi pakan yang paling tinggi (P<0.05) terdapat pada kelinci yang diberi pakan P2. Tingkat kejadian estrus yang paling baik terdapat pada kelinci betina yang diberi pakan P3. Dapat disimpulkan bahwa kelinci masa pertumbuhan cukup baik diberi pakan dengan kandungan protein kasar 16%.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectsexen
dc.subjectrabbiten
dc.subjectprotein levelen
dc.subjectperformanceen
dc.subjectestrusen
dc.titlePerforma Kelinci Persilangan New Zealand White yang Diberi Pakan Komplit dengan Kandungan Protein Berbeda.en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record