Show simple item record

dc.contributor.advisorFuah, Asnath M
dc.contributor.advisorSetyono, Dwi Joko
dc.contributor.authorIrmawati, Dewi
dc.date.accessioned2013-06-28T06:32:43Z
dc.date.available2013-06-28T06:32:43Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64367
dc.description.abstractPemeliharaan ternak umumnya dilakukan didaerah yang cocok dan lahan yang produktif. Namun, di daerah Sumedang terdapat daerah marjinal dengan kondisi lahan bekas galian pasir, yang dimanfaatkan oleh seorang petani dengan cara menanam tanaman gamal dan memelihara ternak kambing. Orientasi awal dan tujuan memelihara kambing PE adalah untuk menghasilkan daging dan sejalan dengan perkembangannya, ternak kambing PE dimanfaatkan sebagai penghasil susu. Pemeliharaan kambing PE memberikan manfaat lebih dalam program reklamasi lahan karena kotoran kambing dimanfaatkan sebagai pupuk sehingga semakin banyak tanaman gamal dan kemudian dikembangkan buah naga. Penelitian tentang sistem produksi dan kelayakan usaha peternakan Kambing Peranakan Etawah di Sumedang, Jawa Barat ini bertujuan untuk menjelaskan sistem produksi peternakan kambing pada kelompok ternak dan menganalisis kelayakan usaha peternakan kambing perah di lokasi pasca tambang pasir di Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian adalah di Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka dan Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh, Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini melibatkan 17 peternak kambing dari kelompok peternak Simpay Tampomas dan 19 peternak dari Tampomas Sejahtera sebagai responden. Peternak diwawancara menggunakan kuisioner, data yang dikumpulkan meliputi: kondisi lokasi, karakteristik responden, jumlah ternak, jenis dan sumber pakan, biaya usaha, data reproduksi, data produksi susu yang meliputi jumlah susu per laktasi, dan harga susu. Usaha ternak kambing kelompok Simpay Tampomas dan kelompok Tampomas Sejahtera dilaksanakan secara semi tradisional, ternak di kandangkan dengan sistem pemberian pakan yang tidak terbatas dan manajemen sederhana. Jenis pakan yang diberikan adalah konsentrat dan hijauan berupa gamal dan kaliandra. Penanganan penyakit seperti diare menggunakan bahan lokal yakni daun nangka dan daun bambu. Hasil analisis kelayakan finansial untuk kelompok peternak Simpay Tampomas menunjukkan bahwa semakin besar skala usahanya, semakin tinggi keuntungan ditandai dengan nilai NPV, B/C rasio, dan IRR yang tinggi. Pada skala usaha kurang dari 10 ekor nilai NPV Rp -24.575.425, B/C rasio 0,439, dan IRR -10%. Pada skala usaha lebih dari 20 ekor nilai NPV Rp 22.292.034, B/C rasio 1,710, dan IRR 23%. Peternak dari dua kelompok belum melakukan pencatatan secara teratur terhadap unsur-unsur biaya usaha baik pengeluaran maupun pendapatan, sehingga informasi dan gambaran yang pasti tentang skala usaha yang layak sangat terbatas. Oleh karena itu peternak disarankan melakukan pencatatan dalam usaha ternak kambing PE, dan dengan skala usaha yang lebih menguntungkan.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectSimpay Tampomasen
dc.subjectkelayakan usahaen
dc.subjectKambing PEen
dc.titleSistem Produksi dan Kelayakan Usaha Peternakan Kambing Peranakan Etawah Studi Kasus di Kelompok Peternak Simpay Tampomas dan Tampomas Sejahtera, Sumedang, Jawa Barat.en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record