Analisis pengaruh good corporate governance terhadap praktik manajemen laba pada industri perbankan Indonesia tahun 2007-2011
View/ Open
Date
2013Author
Wibowo, Tutut Ida Hardiati
Mutasowifin, Ali
Metadata
Show full item recordAbstract
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan pemilik (pemegang saham). Sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada shareholders. Akan tetapi, terkadang informasi yang dilaporkan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kejatuhan perusahaan raksasa terkemuka di dunia, Enron Corporation dan WorldCom di Amerika Serikat, menjadi akibat dari tindakan rekayasa yang dilakukan oleh pihak manajemen. Sejak saat itu, perhatian dunia berkenaan dengan implementasi Good Corporate Governance (GCG), seketika, mulai meningkat tajam dan menjadi buzzword (kata kunci) yang hangat diperbincangkan. Hasil analisis yang dilakukan oleh berbagai organisasi internasional dan regulator pemerintah di banyak negara ditemukan bahwa terjadinya tragedi ekonomi atau bisnis di atas, karena prinsip-prinsip GCG telah diabaikan oleh segenap tatanan kehidupan bangsa dan lemahnya corporate governance (tata kelola perusahaan) di banyak perusahaan. Praktik yang mengabaikan prinsip-prinsip GCG yang telah terjadi pada masa lampau membuktikan bahwa bad corporate governance (BCG) adalah nyata dan menjadi penyebab krisis ekonomi berkepanjangan di Tanah Air. Dalam menjaga industri perbankan tetap sehat, efektivitas penerapan GCG sangat bergantung pada strategi serta metode implementasi yang dilakukan dan/atau dipilih. Dengan ungkapan lain, jika ingin berhasil menerapkan GCG, selain strategi, maka dibutuhkan konsistensi. Karena, pasar perbankan Indonesia sangat besar dan penetrasi pasarnya masih sangat rendah. Dengan penetrasi pasar kurang dari 50%, perbankan Indonesia memiliki ruang untuk tumbuh yang demikian besar. Oleh karena itu, penerapan GCG dari level tertinggi hingga yang paling rendah pada suatu perusahaan sudah sangat mendesak untuk segera dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Now or never. Karena, GCG terkait erat dengan kepercayaan pemegang saham dan publik, reputasi, jejak rekam iklim bisnis, serta para pelaku usaha itu sendiri. Ini merupakan fondasi mutlak yang diperlukan untuk menjamin lajunya perputaran roda perekonomian di suatu negara secara berkesinambungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh komite audit, ukuran dewan komisaris, struktur kepemilikan dan keterbukaan, komposisi dewan komisaris, serta ukuran perusahaan sebagai indikator dari good corporate governance terhadap manajemen laba. Variabel independen dalam penelitian ini adalah komite audit, ukuran dewan komisaris, struktur kepemilikan dan keterbukaan, komposisi dewan v komisaris, serta ukuran perusahaan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Sampel penelitian ini adalah 26 perusahaan pada Industri Perbankan Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) dari tahun 2007 hingga 2011. Model penelitian yang digunakan adalah Modified Jones Model (1995) dengan regresi linier berganda sebagai alat analisisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit dan komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan tiga variabel independen lainnya (ukuran dewan komisaris, struktur kepemilikan dan keterbukaan, serta ukuran perusahaan) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Collections
- UT - Management [3359]