Pengaruh Lingkungan Mikroklimat terhadap Respon Fisiologis Sapi Bali pada Bahan Atap Kandang yang Berbeda
Abstract
Produktivitas ternak dipengaruhi oleh 40% faktor genetik dan 60% faktor lingkungan. Pemilihan bibit unggul yang baik serta didukung dengan pengendalian lingkungan yang baik akan menghasilkan produktivitas ternak yang diharapkan. Manajemen lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian lingkungan mikroklimat. Lingkungan mikroklimat dalam kandang mempunyai peranan penting terhadap respon fisiologis ternak. Atap sebagai bagian dari sistem manajemen kandang mempunyai peranan penting terhadap respon fisiologis ternak. Hal ini dikarenakan atap merupakan pelindung utama terhadap cekaman lingkungan eksternal seperti radiasi sinar matahari. Bahan atap yang berbeda pada setiap peternakan rakyat akan memberikan respon fisiologis yang berbeda pula pada sapi. Bahan atap yang biasa digunakan di peternakan rakyat diantaranya rumbia, genteng dan asbes. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran lingkungan mikroklimat kandang dengan bahan atap yang berbeda. Mengetahui pula responrespon fisiologis yang ditimbulkan dari sapi bali karena adanya perbedaan bahan atap tersebut. Tujuan lain ialah untuk mengetahui serta mengkaji hubungan sebab akibat dari lingkungan mikroklimat terhadap respon fisiologis sapi bali. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Peternak Rakyat Bareng Kangen, Desa Pengadangan, Kabupaten Lombok Timur, Nusat Tenggara Barat (NTB). Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama dua bulan dari Febuari sampai dengan Maret 2010. Sapi bali yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak enam ekor yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sapi dewasa dengan bobot 280-330 kg dan anak sapi dengan bobot 110-180 kg. Parameter lingkungan mikroklimat yang diukur ialah suhu (Ta), kelembaban (RH), kecepatan angin (w/s) dan Intensitas Radiasi Matahari (IRM). Parameter fisiologis ternak yang diukur ialah denyut jantung (HR), frekuensi pernafasan (RR), suhu permukaan kulit (mTs) dan suhu tubuh (Tb). Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 15 hari pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00 WITA.